Deretan Para Perempuan Tak Kalah Gigih di Balik Peringatan Hari Buruh

10 hours ago 3

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, tahukah kamu? Di balik sejarah Hari Buruh, ada perjuangan gigih para perempuan pekerja yang seringkali tak tercatat. Mereka bukan sekadar peserta, melainkan penggerak utama, berjuang untuk upah layak, jam kerja manusiawi, dan penghapusan diskriminasi gender. Perjuangan mereka, dari pabrik hingga jalanan, membentuk Hari Buruh seperti yang kita kenal sekarang.

Dari Mother Jones yang berjuang untuk hak-hak buruh anak hingga Marsinah, simbol perjuangan perempuan buruh Indonesia, kisah mereka membuktikan betapa penting peran perempuan dalam sejarah buruh. Kontribusi mereka, meskipun sering terlupakan, telah membentuk lanskap kerja yang lebih adil dan setara.

Mari kita telusuri lebih dalam kontribusi para pejuang perempuan ini, dan bagaimana perjuangan mereka masih relevan hingga saat ini. Sahabat Fimela, siap untuk terinspirasi? Melansir berbagai sumber, berikut ulasannya.

Kisah Nyata: Mother Jones, Clara Zetkin, dan Tokoh Perempuan Lainnya

Sahabat Fimela, Mother Jones, aktivis buruh Amerika Serikat, tak kenal lelah memperjuangkan hak-hak buruh anak. Dedikasi dan semangatnya yang membara menginspirasi banyak orang. Clara Zetkin, aktivis Jerman, tak hanya memperjuangkan hak-hak perempuan buruh, tetapi juga menjadi pelopor Hari Perempuan Internasional, sebuah tonggak penting dalam perjuangan kesetaraan gender.

Di Indonesia, nama-nama seperti Marsinah dan Rahmah El Yunusiyah menjadi simbol perjuangan perempuan buruh. Marsinah, dengan kisah hidupnya yang tragis, mengingatkan kita akan pengorbanan besar yang telah dilakukan. Rahmah El Yunusiyah, seorang pendidik, berjuang untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan buruh.

Tokoh lain seperti Setiati Surasto dan S.K. Trimurti juga turut berkontribusi besar, memperjuangkan hak-hak yang bahkan dianggap modern saat ini, seperti cuti haid dan melahirkan. Sayangnya, kontribusi mereka seringkali terabaikan dalam catatan sejarah.

Beban Ganda dan Tantangan Modern

Perjuangan perempuan buruh tidak berhenti di masa lalu. Mereka masih menghadapi beban ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga. Kesenjangan upah, kekerasan seksual di tempat kerja, dan kurangnya dukungan kebijakan untuk keseimbangan kerja-keluarga masih menjadi tantangan besar.

Perempuan buruh seringkali menerima upah lebih rendah dibandingkan rekan pria mereka, meskipun mengerjakan pekerjaan yang sama. Mereka juga rentan terhadap kekerasan seksual dan pelecehan di tempat kerja. Kurangnya akses pada fasilitas penitipan anak dan cuti melahirkan yang memadai semakin memperberat beban mereka.

Namun, semangat juang mereka tak pernah padam. Perempuan buruh terus memperjuangkan hak-hak mereka, menuntut kebijakan yang lebih inklusif dan setara.

Menghormati Perjuangan, Membangun Masa Depan

Hari Buruh bukan hanya sekadar peringatan, melainkan momentum untuk mengenang dan menghargai perjuangan para perempuan pekerja. Perjuangan mereka telah membentuk dunia kerja yang lebih baik, meskipun masih banyak yang perlu diperjuangkan.

Mari kita terus mendukung dan memperjuangkan kesetaraan gender dan keadilan di tempat kerja. Dengan mengingat dan menghormati perjuangan para pahlawan perempuan ini, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh pekerja, khususnya perempuan.

Sahabat Fimela, jangan pernah lelah untuk memperjuangkan hak-hak kita dan selalu ingat akan perjuangan para perempuan pekerja yang telah berjuang sebelum kita.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |