loading...
Microsoft. FOTO/ CNET
JAKARTA - Sebuah laporan investigasi terbaru, sebuah perusahaan konstruksi asal Inggris diduga membayar suap senilai USD 4 juta (sekitar Rp 60 miliar) untuk memenangkan tender proyek pembangunan pusat data (data center) Microsoft.
BACA JUGA - Rusia Pertanyakan Tudingan Microsoft
Seperti dilansir dari Ttoms Hardware, kasus ini mencuat setelah otoritas anti-korupsi di Inggris dan Amerika Serikat melakukan penyelidikan mendalam terhadap transaksi mencurigakan dalam industri teknologi.
Menurut laporan dari Tom's Hardware, perusahaan konstruksi tersebut diduga melakukan pembayaran ilegal kepada pejabat terkait untuk memastikan mereka memenangkan kontrak bernilai ratusan juta dolar.
Microsoft, sebagai salah satu raksasa teknologi dunia, terus memperluas infrastruktur cloud-nya dengan membangun pusat data di berbagai negara. Proyek ini sangat kompetitif, sehingga beberapa perusahaan mungkin menggunakan cara tidak etis untuk mendapatkan keuntungan.
Investigasi mengungkap bahwa perusahaan Inggris ini, modus operandi suap membayar melalui perantara untuk menyogok pejabat pemerintah dan eksekutif Microsoft.
Menggunakan perusahaan shell untuk menyamarkan aliran dana, memalsukan dokumen tender agar memenuhi syarat proyek.
Seorang whistleblower dari dalam perusahaan mengungkapkan bahwa praktik ini telah berlangsung selama beberapa tahun.
Microsoft, sebagai perusahaan yang selalu menjunjung tinggi tata kelola etis (ethical governance), kini berada di bawah pengawasan ketat. Meskipun belum ada bukti bahwa Microsoft terlibat langsung, skandal ini dapat merusak kepercayaan investor dan pelanggan.
"Kami sedang bekerja sama dengan otoritas yang berwenang untuk menyelidiki dugaan ini. Microsoft memiliki kebijakan nol toleransi terhadap korupsi," tutur Perwakilan Microsoft.