loading...
Mantan Kepala Shin Bet (Shabak) Israel Nadav Argaman. Foto/wikimedia
TEL AVIV - Dalam perkembangan yang tidak terduga, mantan Kepala Shin Bet (Shabak) Israel Nadav Argaman memperingatkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia akan membeberkan semua pengetahuannya jika perdana menteri tersebut terus bertindak melawan hukum.
Hal ini terjadi setelah Netanyahu menolak pernyataan sebelumnya sebagai “ancaman kriminal ala mafia,” dan menekankan dia akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan warga Israel.
Argaman, dalam wawancara dengan Channel 13, menegaskan, “Kita harus segera mengakhiri perang di Gaza dan membawa kembali semua tahanan. Tidak ada alasan untuk tetap tinggal di Gaza.”
Pernyataannya mencerminkan perbedaan pendapat yang berkembang dalam lingkaran keamanan Israel mengenai operasi militer yang sedang berlangsung, yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kecaman luas atas tindakan Israel.
Sebagai tanggapan, Netanyahu mengutuk pernyataan Argaman, menyebutnya sebagai pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Tidak pernah dalam sejarah Israel seorang mantan kepala badan keamanan mengancam perdana menteri yang sedang menjabat dan memerasnya di depan umum,” ujar Netanyahu.
Netanyahu menambahkan ancaman-ancaman ini merupakan bagian dari kampanye pemaksaan dan intimidasi yang lebih luas yang dipimpin Kepala Shin Bet saat ini, Ronen Bar.
Netanyahu lebih lanjut mengklaim tujuan akhir dari kampanye ini adalah untuk mencegahnya melakukan reformasi yang diperlukan di Shin Bet setelah kegagalan monumentalnya pada 7 Oktober 2023, ketika kemampuan intelijen badan tersebut dikritik secara luas.
Argaman, yang tidak berbicara bahasa Arab, menganggap dirinya sebagai seseorang yang memahami masyarakat Palestina dengan baik.
Pengetahuannya, katanya, berasal dari operasi keamanannya yang ekstensif di wilayah Palestina, khususnya selama Intifada Kedua.