Kota Punya Mata & Telinga? NEC Bongkar Teknologi Rahasia Smart City di Surabaya

8 hours ago 6

loading...

Smart city membuat kota memiliki mata dan telinga untuk melihat dan mendengar aktivitas warganya. Foto: NEC

SURABAYA - Menggandeng kekuatan AWS dan Juniper Networks, NEC Indonesia seolah mengirimkan sinyal kuat: era kota cerdas di Indonesia bukan lagi utopia.

Gemuruh inovasi terasa kental di gelaran Indonesia City Expo (ICE) ke-21 yang tengah berlangsung di jantung Surabaya. Di tengah riuh rendah pameran, satu nama mencuri perhatian: NEC Indonesia.

Tak main-main, raksasa teknologi ini menggandeng dua kekuatan dunia, Amazon Web Services (AWS) dan Juniper Networks, untuk mempertontonkan visi kota masa depan yang tak lagi sekadar impian, melainkan kenyataan yang siap diimplementasikan.

NEC hadir dengan segudang solusi pintar yang dijanjikan mampu mendukung pemerintah kota dalam mewujudkan impian smart city.

Salah satu inovasi yang jadi sorotan adalah Integrated Command and Control Center (ICCC). Bayangkan sebuah ruang kendali super canggih, layaknya nerve center kota, yang mampu melihat, mendengar, dan merespons setiap denyut nadi perkotaan secara real-time.

“Sebagai nahkoda dalam dunia teknologi, NEC Indonesia tak pernah berhenti berlayar untuk mendukung cita-cita smart city di Indonesia," ujar Joji Yamamoto, Presiden Direktur NEC Indonesia, dengan nada penuh keyakinan. “Dengan ICCC sebagai andalan, kami berharap dapat menjadi suluh yang menerangi jalan menuju kehidupan masyarakat yang lebih aman, nyaman, dan tertata,” tambahnya.

ICCC ini bukan sekadar pajangan teknologi semata. Ia adalah otak yang mengintegrasikan ribuan sensor Internet of Things (IoT) yang tersebar di seluruh penjuru kota, dipadukan dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence - AI) yang mampu menganalisis setiap data yang masuk.

Dalam sekejap mata, ICCC dapat menjadi mata dan telinga kota, mendeteksi potensi bahaya, mengatur lalu lintas bak dirigen ulung, memantau kualitas udara yang semakin mengkhawatirkan, hingga membaca gerak-gerik alam yang bisa berujung bencana banjir.

Marko Kanadi, Head of Business Incubation NEC Indonesia, dengan antusias menambahkan, "ICCC yang kami hadirkan di ICE ke-21 ini adalah jawaban nyata atas tantangan pengelolaan kota yang kian hari kian rumit. Bukan hanya soal respons kilat, tapi juga tentang memberikan 'mata' bagi para pemimpin kota untuk merancang kebijakan berbasis data yang akurat."

Bayangkan sebuah skenario mencekam: banjir bandang mengancam. Dulu, informasi mungkin datang terlambat, penanganan lambat, dan kepanikan merajalela. Namun, dengan ICCC, deteksi dini potensi banjir bisa dilakukan melalui sensor ketinggian air dan curah hujan.

Read Entire Article
Prestasi | | | |