loading...
Ivan Espinosa menjadi CEO Keempat Nissan dalam 8 Tahun. Foto: ist
JEPANG - Di tengah era paling kacau dalam sejarah industri otomotif modern, Ivan Espinosa melangkah masuk ke salah satu kursi terpanas di dunia korporat: CEO Nissan. Ia adalah nakhoda keempat yang mencoba memegang kemudi raksasa otomotif Jepang ini hanya dalam delapan tahun—sebuah statistik yang lebih mirip sinyal bahaya ketimbang tanda stabilitas.
Espinosa mengambil alih komando di saat Nissan, dan industri secara keseluruhan, sedang terhuyung-huyung. Penjualan mobil listrik (EV) yang melambat, gempuran merek-merek China yang agresif, serta ancaman tarif dagang yang siap menggerus laba adalah badai sempurna yang harus ia hadapi.
Maka, ketika ia berbagi nasihat kepemimpinan, kata-katanya terdengar bukan seperti petuah bijak dari puncak menara gading, melainkan seperti strategi bertahan hidup dari dalam parit peperangan.
“Tetaplah optimis, karena lingkungannya sangat berat, dan Anda tidak mau kewalahan," ujar Espinosa kepada CNBC dalam sebuah wawancara. "Jika Anda kewalahan, Anda bisa lumpuh—dan kelumpuhan bukanlah yang Anda butuhkan saat ini. Anda harus terus bergerak."
Sebuah mantra yang mudah diucapkan, namun sangat sulit dijalankan. Terlebih, krisis kepemimpinan ini bukan hanya milik Nissan. Di seluruh sektor, para CEO berada di bawah tekanan hebat untuk menavigasi ketidakstabilan geopolitik, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan teknologi yang brutal.