loading...
Masa depan jet Rafale makin suram setelah ditembak jatuh Pakistan. Foto/AI
ISLAMABAD - Media asing melaporkan bahwa saham Dassault Aviation, produsen jet tempur Rafale, terus mengalami penurunan nilai. Saham perusahaan turun 4,70% lagi, sehingga total penurunan menjadi lebih dari 8% hanya dalam satu minggu.
Ketidakpastian seputar prospek masa depan Dassault Aviation tetap tinggi, karena kepercayaan pasar tampak goyah.
Sebelumnya, saham Dassault Aviation - perusahaan Prancis di balik jet tempur Rafale - anjlok tajam hingga 6% pada hari Rabu.
Melansir Samaa TV, perkembangan itu terjadi setelah angkatan udara Pakistan menembak jatuh 5 pesawat India, termasuk tiga jet Rafale, menyusul meningkatnya ketegangan militer di sepanjang Garis Kontrol (LoC) dan perbatasan timur.
Penting untuk dicatat bahwa selama jumpa pers baru-baru ini tentang Operasi Sindoor, Marsekal Udara Angkatan Udara India (IAF) A.K. Bharti menahan diri untuk tidak mengonfirmasi laporan tentang jatuhnya jet Rafale oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF).
Direktur Jenderal Operasi Militer (DGMO) India Letnan Jenderal Rajiv Ghai, ketika ditanyai tentang jatuhnya pesawat Rafale, menyatakan, "Kerugian adalah bagian dari pertempuran," tetapi menolak memberikan rincian, dengan alasan masalah keamanan operasional.
Ia mengklaim bahwa semua pilot Angkatan Udara India (IAF) yang terlibat telah kembali dengan selamat.
Baca Juga: Konflik India Pakistan Diciptakan Menjadi Perang Abadi
Pakistan mengatakan kepada media internasional bahwa bukti menunjukkan telah menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk tiga Rafale buatan Prancis, selama operasi tersebut.
Keheningan tersebut semakin memicu spekulasi, terutama karena pesawat Rafale dipamerkan sebagai keunggulan strategis utama dalam persenjataan Angkatan Udara India.