loading...
Rakyat Ukraina marah saat Presiden Ukraina dipermalukan Donald Trump. Foto/X
KIEV - Rakyat Ukraina menunjukkan kemarahannya ketika Prersiden Volodymyr Zelensky dipermalukan Donald Trump saat kunjungannya ke Amerika Serikat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mengatakan penting bahwa "Ukraina didengar dan tidak seorang pun melupakannya, baik selama perang maupun setelahnya".
Dalam sebuah posting di Telegram, ia merenungkan kunjungannya dengan anggota komunitas Ukraina di Washington DC, dengan mengatakan penting bagi rakyatnya untuk "mengetahui bahwa mereka tidak sendirian" dan bahwa "kepentingan mereka terwakili di setiap negara, di setiap sudut dunia".
"Terima kasih atas dukungan Anda di masa sulit ini, atas semua upaya Anda demi Ukraina dan rakyat Ukraina dan atas bantuan Anda - tidak hanya diplomatik dan finansial, tetapi juga politik dan doa," tulisnya
Kemudian, seorang anggota parlemen Ukraina mengatakan kepada BBC bahwa dia terkejut dengan pertengkaran yang terjadi di Ruang Oval kemarin.
"Kami tidak menyangka akan terjadi agresi tingkat ini terhadap presiden kami," kata Inna Sovsun, anggota parlemen oposisi di parlemen Ukraina.
"Kami merasakan [suatu] perasaan ketidakadilan yang kuat karena kami tidak seharusnya diperlakukan seperti itu. Kami adalah bangsa yang telah diserang, tetapi ini adalah dukungan yang kami dapatkan dari negara demokrasi terbesar di dunia," katanya, seraya menambahkan bahwa situasi tersebut terasa "sangat tidak dapat dibenarkan".
"Saya pikir itu tidak dapat diterima, apa yang dia hadapi di sana," tambahnya.
Baca Juga: Efisiensi Tanpa Henti, Menggelorakan Revolusi Sayap Kanan
Di Ukraina, para komentator mengungkapkan kekecewaan bahwa hubungan dengan sekutu terkuatnya tiba-tiba berada pada titik terendah.