loading...
Saham Tesla anjlok 4,5% setelah peluncuran Model Y dan 3 versi Standar yang dinilai kurang kompetitif untuk menarik basis konsumen baru. Foto: Tesla
AMERIKA - Emiten kendaraan listrik global, Tesla, secara resmi meluncurkan varian “terjangkau” dari produk terlarisnya, Model Y SUV dan Model 3 sedan.
Namun, aksi korporasi yang ditujukan untuk memperluas basis konsumen ini disambut dengan sentimen negatif dari pasar, yang menganggap harga yang ditawarkan masih terlalu tinggi untuk menarik segmen pembeli baru.
Tesla membuka harga untuk Model Y versi Standar di USD39.990 (Rp640 juta) dan Model 3 Standar di USD36.990 (Rp592 juta). Harga ini dinilai mengecewakan oleh sebagian analis dan investor, yang merefleksikan kekecewaan mereka pada perdagangan saham TSLA yang ditutup anjlok 4,5%.
Peluncuran ini merupakan respons strategis Tesla di tengah tantangan penurunan penjualan, persaingan yang semakin ketat di Eropa dan China, serta hilangnya insentif pajak federal AS sebesar USD7.500 (sekitar Rp120 juta) yang berakhir pada 30 September lalu.
CEO Elon Musk sebelumnya menekankan pentingnya harga di bawah USD30.000 (sekitar Rp480 juta) setelah insentif, sebagai kunci untuk membuka pasar massal.
Analis Dan Ives dari Wedbush menyatakan dirinya "kecewa" karena pemotongan harga hanya sekitar USD5.000 dari varian di atasnya.