Trump Puji Zelensky Sangat Berani setelah Menyebutnya Pelawak dan Diktator

2 weeks ago 21

loading...

Presiden AS Donald Trump puji Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai seorang yang sangat berani. Pekan lalu Trump menyebut Zelensky seorang diktator dan pelawak. Foto/The Mirror

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sekarang memuji Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai seorang yang sangat berani.

Padahal, pekan lalu Trump menyebut Zelensky seorang pelawak dan diktator.

Selama konferensi pers pada hari Kamis, Trump tidak mengonfirmasi apakah dia akan meminta maaf kepada Zelensky saat bertemu dengannya pada Jumat (28/2/2025) waktu Washington.

Namun Trump mengeklaim memiliki rasa hormat yang besar kepada pemimpin Ukraina tersebut.

Baca Juga

Ukraina Serahkan Harta Karun Mineral Tanah Langka ke AS Dinilai Bukti Bodohnya Zelensky

Kedua pemimpin akan bertemu pada hari Jumat untuk menandatangani perjanjian yang menyatakan Ukraina akan memberikan AS akses ke mineral tanah langka dan mineral penting lainnya sebagai kompensasi atas dukungan militer AS di masa lalu dan yang berkelanjutan dalam perangnya melawan Rusia.

Berbicara bersama Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer di Ruang Timur Gedung Putih, Trump mengatakan Zelensky "sangat berani" dan “sangat cocok” dengannya, sebagai sinyal bahwa dia siap untuk menarik kembali pernyataannya baru-baru ini.

“Saya pikir kita akan mengadakan pertemuan yang sangat baik besok pagi. Kita akan sangat cocok,” ujar Trump, seperti dikutip dari The Mirror, Jumat (28/2/2025).

“Kami telah memberinya banyak peralatan dan banyak uang, tetapi mereka telah bertempur dengan sangat berani, tidak peduli bagaimana Anda menganggap mereka benar-benar bertempur. Seseorang harus menggunakan peralatan itu dan mereka telah sangat berani dalam hal itu,” lanjut Trump.

Minggu lalu, Trump menulis di Truth Social: "Pikirkan saja, seorang pelawak yang cukup sukses, Volodymyr Zelensky, membujuk Amerika Serikat untuk menghabiskan USD350 miliar, untuk terlibat dalam perang yang tidak dapat dimenangkan, yang tidak pernah harus dimulai, tetapi perang yang, tanpa AS dan 'Trump', tidak akan pernah dapat diselesaikannya.”

Read Entire Article
Prestasi | | | |