Waspada World ID: Paspor Digital Sam Altman Iming-iming Uang, Pakar Ingatkan Risiko Data Biometrik

4 hours ago 2

loading...

Itikad World ID untuk membuat paspor digital tidak dibarengi niat baik sesuai regulasi lokal, sehingga diblokir oleh Komdigi. Foto: ist

JAKARTA - World ID, inovasi "paspor digital" yang digagas oleh tokoh di balik OpenAI, Sam Altman, tengah menarik perhatian masyarakat Indonesia. Aplikasi ini menjanjikan akses ke berbagai layanan daring terdesentralisasi, seperti aplikasi kripto dan situs web, dengan cara memverifikasi bahwa penggunanya adalah manusia asli, bukan bot atau kecerdasan buatan (AI).

Cara kerjanya cukup unik. Pengguna perlu memindai iris mata mereka menggunakan perangkat khusus bernama Orb. Proses pemindaian ini hanya berlangsung beberapa menit dan menghasilkan kode enkripsi khusus.

Menariknya, Worldcoin mengklaim tidak menyimpan data pribadi seperti nama atau alamat email. Setelah proses verifikasi selesai, pengguna akan mendapatkan World ID dan, dalam beberapa kasus, imbalan berupa token kripto Worldcoin (WLD) yang bisa ditukar menjadi uang.

Di Indonesia, daya tarik utama aplikasi World, terutama di daerah seperti Bekasi dan Tangerang, adalah iming-iming uang tunai. Beberapa warga melaporkan menerima uang antara Rp300 ribu hingga Rp800 ribu setelah iris mata mereka dipindai dan terverifikasi.

Meskipun demikian, pihak Worldcoin menegaskan bahwa tujuan utama aplikasi ini bukanlah sekadar pembagian token, melainkan inklusi keuangan, memberikan akses ke ekonomi digital bagi mereka yang belum terjangkau sistem keuangan tradisional, serta memberikan kontrol lebih besar atas data pribadi melalui teknologi blockchain.

Namun, popularitas World App juga diikuti dengan kekhawatiran, terutama terkait keamanan data biometrik.

Penggunaan pemindaian iris mata menimbulkan pertanyaan tentang potensi penyalahgunaan data, meskipun Worldcoin berulang kali menyatakan bahwa data biometrik hanya digunakan untuk proses verifikasi dan tidak disimpan secara permanen.

Kode enkripsi hasil pemindaian memang disimpan dalam database untuk mencegah pendaftaran ganda, namun keraguan tetap menghantui sebagian masyarakat. "Takut datanya disalahgunakan," ungkap salah satu pengguna di media sosial.

Menanggapi kekhawatiran ini, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memberikan data biometrik kepada pihak ketiga.

“World.id yang diinisiasi Sam Altman tujuannya baik untuk membedakan manusia dengan bot. Ini bisa sangat banyak membantu misalnya saat war tiket, bot tidak bisa ikut. Apalagi ketika menjadi syarat di media sosial, maka tidak ada lagi bot," ujarnya dalam pernyataan resmi.

Read Entire Article
Prestasi | | | |