Fimela.com, Jakarta Diremehkan oleh orang lain bisa terasa sangat menyakitkan dan melukai harga diri. Orang yang terus merendahkanmu diam-diam mencoba mengikis keyakinanmu sedikit demi sedikit. Orang seperti itu mungkin tak selalu berteriak atau bersikap kasar. Kadang, ia hadir lewat sindiran kecil, tatapan sinis, atau komentar yang terdengar “bercanda tapi menusuk.”
Menghadapi orang seperti itu butuh lebih dari sekadar kesabaran. Kamu perlu strategi yang tidak hanya melindungi mentalmu, tapi juga menjaga martabatmu tetap utuh. Berikut tujuh sikap yang bisa kamu praktikkan agar tak lagi goyah di hadapan mereka yang terus meremehkanmu.
1. Tetapkan Standarmu dan Sampaikan Batas dengan Tegas
Sikap pertama yang wajib kamu bangun adalah keberanian untuk menegaskan batas. Seseorang yang terus meremehkanmu biasanya merasa kamu “aman” untuk diperlakukan seperti itu. Maka, ubahlah persepsi itu.
Contoh aplikatifnya: saat seseorang melontarkan komentar seperti, “Ah kamu mana bisa, itu terlalu susah buat kamu,” kamu bisa merespons dengan tenang, “Saya menghargai pendapatmu, tapi saya percaya dengan cara dan kemampuan saya sendiri.” Hindari balasan sarkas atau senyum paksa yang hanya menambah luka.
Tegas bukan berarti kasar, Sahabat Fimela. Itu berarti kamu menunjukkan bahwa kamu tidak bisa diperlakukan seenaknya, tanpa kehilangan sikap hormat.
2. Bangun Validasi Diri Lewat Rutinitas Harian
Orang yang meremehkanmu ingin kamu meragukan dirimu sendiri. Maka, kamu harus melawan keraguan itu dari sumbernya: isi pikiranmu sendiri.
Caranya bisa dimulai dari hal sederhana. Misalnya, setiap pagi kamu menulis tiga hal yang kamu syukuri tentang dirimu. Atau buat progress tracker untuk mencatat pencapaian kecil, seperti menyelesaikan tugas sulit atau mengelola emosi saat terganggu.
Semakin sering kamu mengingatkan dirimu bahwa kamu cukup, kamu akan makin kebal terhadap komentar orang lain. Sahabat Fimela, validasi yang datang dari luar bisa berubah-ubah, tapi validasi dari dalam akan menjadi pondasi yang kokoh sepanjang hidupmu.
3. Tunjukkan Kendali Diri Lewat Sikap Tenang yang Konsisten
Kamu tak harus selalu membalas ucapan merendahkan. Justru, dengan menjaga ketenangan, kamu menunjukkan siapa yang lebih dewasa secara emosional.
Contoh aplikatifnya: jika seseorang menyindirmu di hadapan banyak orang, alih-alih terpancing emosi, kamu bisa tersenyum ringan dan tetap melanjutkan pembicaraanmu tanpa terganggu. Itu menunjukkan bahwa komentar mereka tidak memiliki kekuatan atasmu.
Ketenangan bukan tentang menahan diri secara pasif. Ini adalah bentuk kekuatan dalam memilih respons yang elegan, bukan reaktif. Dan itu membutuhkan latihan mental yang konsisten, Sahabat Fimela.
4. Fokuskan Energi pada Bukti Nyata, Bukan Penjelasan Panjang
Tidak semua orang pantas kamu beri penjelasan. Kadang, hasil kerja dan konsistensi adalah balasan terbaik atas ucapan meremehkan.
Jika seseorang meragukan ide atau rencanamu, kamu tak perlu menjelaskan setiap alasanmu. Lebih baik, realisasikan ide itu dalam bentuk nyata. Misalnya, saat seseorang meremehkan usahamu memulai bisnis kecil-kecilan, biarkan mereka tertawa. Tapi pastikan dalam enam bulan kamu punya peningkatan yang bisa kamu lihat dan rasakan sendiri.
Sahabat Fimela, diam yang dibarengi bukti lebih memukul daripada ribuan kata pembelaan. Hasil tidak bisa dibantah, dan pencapaian akan selalu lebih lantang dari komentar negatif.
5. Bersihkan Lingkungan Sosial dari Energi yang Merendahkan
Lingkungan yang toksik membuat luka di hati bisa makin dalam. Maka, mulailah bersih-bersih sosial — bukan hanya dari media sosial, tapi juga dari percakapan harianmu.
Kamu bisa mulai dengan mengurangi intensitas bergaul dengan orang-orang yang hanya muncul saat ingin mengkritik atau menertawakanmu. Perkuat hubungan dengan mereka yang memberi dukungan, sekecil apa pun. Misalnya, teman yang dengan tulus berkata, “Aku percaya kamu bisa,” atau keluarga yang mendoakan dalam diam.
Sahabat Fimela, kamu punya hak sepenuhnya untuk menjaga siapa yang punya akses ke ruang emosimu. Jangan ragu menyaring orang, bukan karena sombong, tapi karena kamu ingin bertumbuh di tempat yang sehat.
6. Pelajari Pola Mereka dan Ubah Strategimu
Orang yang suka meremehkan biasanya punya pola: menyindir saat kamu mencoba sesuatu, mencemooh saat kamu gagal, dan diam saat kamu berhasil.
Maka, kenali polanya. Perhatikan momen mereka muncul dan ucapan khas mereka. Dengan begitu, kamu tidak akan lagi terjebak secara emosional. Kamu tahu apa yang akan mereka lakukan — dan kamu bisa memilih tidak bereaksi.
Strategi aplikatifnya adalah: simpan reaksi pertamamu selama lima detik. Beri ruang pada dirimu untuk tidak langsung menjawab. Itu akan mengubah arah percakapan dan memberimu kontrol penuh atas situasi.
7. Bangun Identitas Dirimu dari Nilai Positif, Bukan dari Opini Negatif
Kamu tidak bisa mengendalikan pendapat orang lain, tapi kamu bisa mengendalikan narasi tentang dirimu sendiri.
Tuliskan apa nilai-nilai utama yang kamu pegang. Apakah itu kejujuran, kerja keras, kesetiaan, atau integritas. Jadikan nilai-nilai itu sebagai kompasmu. Ketika kamu hidup berdasarkan nilai, kamu tidak akan tersesat oleh penilaian.
Misalnya, jika kamu tahu kamu adalah orang yang tekun, komentar seperti “kamu lambat” tidak akan berpengaruh. Karena kamu tahu: ketekunan sering terlihat lambat di awal, tapi membawa hasil jangka panjang.
Sahabat Fimela, identitas yang dibangun dari nilai tidak akan runtuh hanya karena komentar sinis seseorang.
Orang yang meremehkan bisa saja tetap ada dalam hidupmu. Tapi kamu tidak lagi jadi korban jika kamu memiliki sikap yang kokoh. Kamu bisa melangkah tanpa rasa cemas, karena kamu tak lagi berjalan dengan beban opini mereka.
Terapkan tujuh sikap ini sebagai bagian dari pertumbuhanmu. Bukan hanya agar kamu “tahan banting,” tetapi agar kamu hidup dengan arah yang jelas, harga diri yang terjaga, dan energi yang tidak mudah dirusak oleh komentar kecil.
Sebab saat kamu menghargai dirimu sendiri, dunia pun akan belajar untuk melakukan hal yang sama.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.
Info5 Sikap Tepat Menghadapi Komentar Buruk tentang Dirimu
Tak setiap ucapan pantas mendapatkan tempat di pikiranmu. Terlalu banyak menanggapi komentar buruk hanya akan membuatmu kehilangan kendali atas narasi hidup sendiri.
LifestyleRamalan Zodiak Leo 22 Juli 2025 yang Emosinya Cenderung Naik Turun
Sahabat Fimela, temukan bagaimana ramalan zodiak Leo 22 Juli 2025 memprediksi emosi, asmara, karier, keuangan, dan kesehatanmu hari ini.
Lifestyle7 Zodiak yang Lebih Memilih Menyendiri saat Merasa Sedih
Beberapa zodiak justru memilih kesendirian saat sedih, bukan karena lemah, tapi karena tahu itu cara terbaik menyembuhkan diri. Inilah 7 zodiak yang memilih diam dan menyendiri saat hatinya terluka, menurut versi Fimela.
LifestyleKolaborasi Unik Wujudkan Mimpi Menjadi Putri Duyung di Swiss-Belresidences Rasuna Epicentrum
Dari impian menjadi kenyataan akhirnya kursus renang Putri Duyung resmi diluncurkan di Swiss-Belresidences Rasuna Epicentrum.
LifestyleAksen Kayu Jadi Tren, Ini 9 Model Rumah Minimalis Sederhana Mewah yang Cozy dan Bikin Terpikat
Dalam beberapa waktu terakhir, tren yang mengutamakan penggunaan material alami, terutama aksen kayu, semakin populer.