loading...
Bom gravitasi termonuklir B61-12 sedang dipersiapkan untuk pengiriman di Laboratorium Modernisasi Senjata di Laboratorium Nasional Sandia. Foto/Craig Fritz
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) berencana menghabiskan USD253 juta (Rp4 triliun) untuk dua proyek konstruksi besar, termasuk Pos Komando Utama yang diperkuat dan Kompleks Operasi Defender, di pangkalan udara RAF Lakenheath di Inggris. Proyek itu untuk mendukung misi nuklir di masa mendatang.
Rencana itu diungkapkan dalam laporan anggaran tahun fiskal 2026 Angkatan Udara AS yang baru-baru ini dirilis.
Proyek-proyek tersebut meliputi Pos Komando Utama senilai USD104 juta dan Kompleks Operasi Defender senilai USD149 juta.
Proyek-proyek ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mempersiapkan pangkalan tersebut untuk apa yang dikenal sebagai misi Surety, yang berfokus pada memastikan keselamatan, keamanan, dan pengendalian aset nuklir.
Peningkatan ini dirancang untuk memodernisasi kemampuan pangkalan dalam memimpin operasi dan merespons dengan cepat potensi ancaman yang melibatkan senjata khusus.
Pembangunan ini terjadi di tengah berbagai laporan media minggu ini bahwa senjata nuklir AS, khususnya bom gravitasi termonuklir B61-12, telah dipindahkan ke fasilitas penyimpanan aman yang baru dibangun di RAF Lakenheath. Ini menandai kembalinya mereka ke tanah Inggris untuk pertama kalinya sejak setidaknya tahun 2008.
Bom-bom tersebut, yang dilaporkan diterbangkan dari Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara AS di New Mexico, adalah senjata taktis berdaya ledak rendah yang dimodernisasi dengan daya ledak variabel dan panduan presisi, kompatibel dengan pesawat F-35A Lightning II yang dioperasikan Skuadron Tempur ke-493 dan ke-495 Wing Tempur ke-48 di pangkalan tersebut.