loading...
Penyebab utama ban pecah itu panas berlebih. Dan itu biasanya karena tekanan angin yang tidak sesuai. Foto: Sindonews/Danang Arradian
JAKARTA - Sebuah insiden mengejutkan menimpa pesepak bola ternama Diogo Jota. Bukan di lapangan hijau, melainkan di jalan raya. Ban mobilnya pecah tiba-tiba — insiden yang bisa saja menimpa siapa saja, kapan saja. Peristiwa ini kembali mengingatkan kita bahwa tekanan angin ban bukan hal sepele, tapi bisa jadi penentu keselamatan di jalan.
“Penyebab utama ban pecah itu panas berlebih. Dan itu biasanya karena tekanan angin yang tidak sesuai — bisa kurang atau malah berlebihan,” tegas Jusri Pulubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), saat diwawancarai SindoNews
Ban: Penopang Nyawa Mobil
Ban bukan sekadar pembungkus velg. Ia adalah satu-satunya komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan. Perannya sangat vital — mulai dari menjaga kestabilan mobil, menyerap getaran, hingga meneruskan tenaga dari mesin ke aspal.
Setiap mobil punya tekanan angin ban yang direkomendasikan, dan informasi itu biasanya tertera pada bagian pilar B (sisi kanan) kendaraan. Tapi sayangnya, banyak pemilik mobil yang mengabaikan hal ini.
Risiko Tekanan Ban Tidak Sesuai
Menurut Jusri, tekanan angin yang terlalu rendah akan menyebabkan tapak ban menempel lebih luas pada jalan, menciptakan gesekan berlebih. Akibatnya, suhu ban meningkat drastis, membuat dinding ban bisa "melembek" dan akhirnya pecah.
“Gesekan yang besar itu menciptakan panas. Ditambah beban kendaraan, itu jadi kombinasi maut yang bisa merobek ban dari dalam,” ujar Jusri yang sudah 30 tahun menggeluti dunia safety driving.