loading...
Gaya komunikasi dan konsistensi kebijakan Presiden Prabowo Subianto selama 180 hari pertama masa pemerintahannya dinilai lugas dan nasionalistik. Foto/Setpres
YOGYAKARTA - Gaya komunikasi dan konsistensi kebijakan Presiden Prabowo Subianto selama 180 hari pertama masa pemerintahannya dinilai lugas dan nasionalistik. Penilaian tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan Losta Institute.
“Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif-analitis untuk memahami makna, konteks, dan dinamika sosial-politik di balik pernyataan dan tindakan Presiden Prabowo,” kata Direktur Strategi Losta Institute Wahyu Sumprabowo Hardi, Sabtu (17/5/2025).
Penelitian ini menemukan Prabowo tampil sebagai pemimpin yang tidak artifisial, berbicara langsung kepada publik dengan gaya yang blak-blakan, penuh diksi nasionalisme, dan emosi rakyat kecil. Namun, konsistensi retorika dan kebijakan Prabowo masih perlu ditingkatkan, terutama dalam isu demokrasi, etika pemerintahan, dan komitmen lingkungan dan HAM.
Baca juga: Diteriaki 2 Periode, Prabowo: Please Tolong Jangan Sebut Seperti Itu
Respons publik terhadap pemerintahan Prabowo terbelah antara apresiasi dan kekhawatiran. Sementara Prabowo mendapat dukungan kuat dari publik akar rumput, kelompok masyarakat sipil dan akademisi mengkritik sentralisasi kekuasaan dan absennya agenda HAM-lingkungan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Prabowo perlu mengawal gaya komunikasinya dengan konsistensi kebijakan agar tidak kehilangan kredibilitas. Selain itu, legitimasi politik Prabowo akan diuji ketika retorikanya tidak diikuti tindakan yang konsisten, terutama dalam isu HAM dan lingkungan.
(rca)