loading...
Israel menuduh mendiang Paus Fransiskus anti-Semit. Foto/Vatican News
JAKARTA - Israel telah menuduh mendiang Paus Fransiskus antisemit. Rezim Zionis bahkanenggan untuk mengirim delegasi resmi keVatikan untuk upacara pemakaman kepala gereja Katolik tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita Israel, Ynet, mantan duta besar Israel untuk Vatikan Raphael Schutz mengkritik keputusan untuk tidak mengirim delegasi Israel yang lebih besar.
Menurut Schutz, langkah diplomatik yang diambil Israel terkait pemakaman Paus Fransiskus ini adalah salah besar. Sebab hal tersebut dapat memengaruhi pemikiran negatif umat Katolik terhadap negeri Yahudi.
Banyak pihak menduga jika salah satu alasan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mengirimkan delegasinya adalah karena mendiang Paus Fransiskus dikenal dengan kritiknya terhadap perang di Gaza.
Dia menyebut situasi kemanusiaan di wilayah itu “memalukan” dan menyarankan masyarakat internasional harus menyelidiki tuduhan genosida.
Meski begitu, rupanya terdapat beberapa tokoh Zionis yang mendukung keputusan berani dari pemimpin Israel tersebut. Salah satunya adalah Dror Eydar, mantan duta besar Israel untuk Italia.
Dror Eydar mengungkapkan jika Israel tidak boleh berpartisipasi dalam pemakaman Paus Fransiskus. Dirinya bahkan menuduh paus antisemitisme dan mengeklaim bahwa menghadiri pemakaman akan menjadi pukulan bagi martabat nasional Israel.
Eydar mengkritik Paus Fransiskus karena, dalam kata-katanya, hanya menawarkan dukungan terbatas untuk Israel sambil dengan tajam mengutuk tindakannya di Gaza.
Arti Antisemit
Antisemitisme atau Antisemit merujuk pada prasangka, kebencian, atau diskriminasi terhadap orang Yahudi berdasarkan latar belakang etnis, agama, atau budaya mereka. Istilah ini pertama kali digunakan pada abad ke-19, tetapi sikap permusuhan terhadap Yahudi telah ada sejak ribuan tahun lalu.
Kebencian terhadap Yahudi muncul sejak masa Kekaisaran Romawi, di mana komunitas Yahudi sering dituduh sebagai "pembunuh Kristus" dalam narasi Kristen awal.
Puncak antisemitisme terjadi pada masa Nazi Jerman (1933–1945), di mana sekitar 6 juta orang Yahudi dibantai dalam genosida sistematis.
Antisemitisme tidak hanya merugikan komunitas Yahudi, tetapi juga merusak nilai-nilai kemanusiaan. Banyak negara kini memiliki undang-undang anti-diskriminasi, dan organisasi seperti UNESCO aktif mempromosikan pendidikan toleransi.
(mas)