Fimela.com, Jakarta Stres merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita, baik itu disebabkan oleh pekerjaan, hubungan, maupun berbagai tantangan lainnya. Namun, ketika stres sudah mencapai titik yang berlebihan, dampaknya dapat sangat merugikan bagi kesehatan fisik dan mental kita.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh American Psychological Association, "langkah pertama untuk mengatasi stres yang berlebihan adalah dengan mengenali tanda-tandanya dan menetapkan batasan yang sehat," seperti yang dikutip Fimela.com dari Your Tango, Senin (21/1/2025).
Dengan mengenali sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuh, Anda dapat mulai mengambil tindakan untuk mengurangi stres dan menciptakan keseimbangan hidup yang lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda tubuh yang menunjukkan bahwa Anda mengalami stres berlebihan yang perlu diwaspadai.
Ponsel 'jadul' tanpa fitur smart kini tak hanya diminati orang yang relatif gagap teknologi, tapi juga banyak warga yang tadinya pengguna smartphone hingga remaja Gen Z. Mereka adalah bagian gerakan kembali ke "dumbphone" untuk lebih bisa menikmati h...
1. Kabut Otak
Kabut otak, yang ditandai dengan kesulitan dalam berkonsentrasi serta perasaan lelah yang berlebihan, sering kali muncul saat kita berada dalam kondisi stres. Ketika pekerjaan menumpuk atau rutinitas sehari-hari terasa sangat padat, otak kita bisa mengalami kelelahan, sehingga membuat kita sulit untuk fokus.
Lebih jauh lagi, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, yang berpotensi memicu berbagai masalah kesehatan lainnya, mulai dari gangguan pencernaan hingga masalah emosional yang lebih serius.
2. Bangun dalam Keadaan Lelah
Apabila Anda merasa lelah meskipun sudah tidur semalaman, hal itu bisa jadi merupakan indikasi adanya stres. Stres dapat mengganggu kualitas tidur kita, yang mengarah pada masalah seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak.
Ketika kadar hormon kortisol meningkat akibat stres, pola tidur menjadi tidak teratur, dan tubuh pun kesulitan untuk mendapatkan istirahat yang berkualitas.
3. Seringkali Merasakan Nyeri di Perut
Stres dapat memicu reaksi lawan atau lari yang memengaruhi sistem pencernaan, menyebabkan sakit perut, dan memperburuk kondisi seperti IBS atau refluks asam.
Selain itu, stres dapat menyebabkan berkeringat berlebihan karena hormon adrenalin dan kortisol, yang dapat membuat tubuh cepat lelah. Bruxism, atau kebiasaan menggertakkan gigi, juga bisa menjadi tanda stres, yang dapat mengakibatkan sakit kepala, ketegangan otot wajah, dan masalah gigi.
4. Kesulitan Bernapas
Sesak napas, sering sakit, dan sakit kepala berulang adalah gejala umum dari stres yang tinggi. Stres meningkatkan denyut jantung dan laju pernapasan, menyebabkan kesulitan bernapas.
Stres kronis melemahkan sistem imun, membuat kita lebih rentan terhadap penyakit. Sakit kepala sering disebabkan oleh ketegangan otot akibat stres. Penting untuk mengelola stres agar tidak memperburuk kesehatan fisik dan mental.
5. Sakit Kepala atau Kehilangan Stabilitas
Pusing merupakan salah satu gejala yang dapat muncul akibat stres yang berlebihan. Ketika kadar hormon kortisol meningkat, keseimbangan tubuh kita dapat terganggu, yang membuat kita merasa pusing atau tidak seimbang, terutama saat kita berdiri atau melakukan aktivitas. Hal ini menandakan bahwa stres yang dialami telah berdampak signifikan pada tubuh, sehingga memerlukan penanganan yang cepat.
Selain itu, stres juga berpengaruh pada pola makan dan metabolisme tubuh. Banyak orang yang mengalami perubahan dalam kebiasaan makan, seperti lebih sering mengonsumsi makanan yang menenangkan atau makan secara tidak teratur akibat tekanan yang dirasakan.
Stres juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyimpan lemak, yang berpotensi menyebabkan fluktuasi berat badan. Jika Anda menyadari adanya perubahan berat badan yang drastis, ini bisa menjadi indikasi bahwa tubuh Anda sedang merespons stres yang tidak terkelola dengan baik.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.