Jaring Masukan Tokoh Nasional, Kemenag Gelar Uji Publik Kurikulum Berbasis Cinta

2 days ago 11

loading...

Kemenag menggelar Uji Publik Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Madrasah. Foto/Kemenag.

JAKARTA - Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Uji Publik Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Madrasah.

Kegiatan ini merupakan bagian dari proses pengembangan kurikulum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah dengan pendekatan berbasis cinta. Diharapkan, kurikulum ini dapat mengembalikan peserta didik pada fitrah mereka, yakni rasa cinta kepada bangsa, lingkungan, diri sendiri, dan sesama.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Suyitno, dalam sambutannya mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan uji publik yang kelima ini.

“Kurikulum Berbasis Cinta ini bertujuan mengembalikan pendidikan agama kepada esensinya, yakni menumbuhkan cinta dalam diri setiap individu. Kita ingin anak-anak didik kita tumbuh dengan rasa cinta yang tulus terhadap bangsa, lingkungan, diri mereka sendiri, dan sesama,” ujar Suyitno, melalui siaran pers, Kamis (17/4/2025).

Suyitno juga menekankan pentingnya menjauhkan kebencian dalam pendidikan dan menegaskan bahwa rasa cinta akan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.

“Orang yang cinta tidak akan mudah menyalahkan orang lain. Jika kita mencintai bangsa dan lingkungan kita, kita tidak akan mudah mengeluh atau menyalahkan pihak lain. Cinta ini harus ditumbuhkan dalam setiap aspek kehidupan kita,” tambahnya.

Sementara itu, Nyayu, Direktur KSKk Madrasah, menyampaikan bahwa kegiatan uji publik ini merupakan bagian dari proses panjang yang dimulai sejak Januari 2025. Sebelumnya, uji publik telah dilakukan secara bertahap di berbagai lokasi dengan melibatkan peserta dari kalangan guru, pengawas, kepala madrasah, serta berbagai ormas dan pihak terkait lainnya.

“Uji publik ini bertujuan untuk memperoleh masukan dari berbagai pihak agar kurikulum yang dikembangkan tidak hanya relevan, tetapi juga dapat diimplementasikan dengan baik. KBC ini bukanlah kurikulum baru, melainkan bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang ada dengan menambahkan nilai-nilai cinta dalam setiap unsur pembelajaran,” kata Nyayu.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional seperti Prof. Yudi Latif, Prof. Fasli Jalal, Prof. Moh. Nuh, Alissa Wahid, serta narasumber internasional, termasuk Profesor Eva, seorang guru besar dari ANU Canberra, Australia.

Read Entire Article
Prestasi | | | |