loading...
Gedung hancur akibat gempa di Mandalay, Myanmar. Foto/xinhua
YANGON - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi besar yang melanda Myanmar dan Thailand telah melampaui 1.600 orang, menurut pemerintah militer Myanmar di televisi pemerintah.
Pengumuman itu muncul saat tim penyelamat menggali reruntuhan bangunan yang roboh.
Pernyataan dari pemerintah militer mengonfirmasi 1.644 orang tewas dan lebih dari 3.400 orang terluka, dengan 139 orang masih hilang setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter itu.
Mandalay dilanda gempa hebat. Kota itu adalah kota terbesar kedua di Myanmar dan dekat dengan episentrum gempa.
“Malam itu sangat tidak nyaman bagi banyak orang. Mereka memilih untuk tidur di luar. Kami melihat mereka di taman-taman meletakkan kasur di luar rumah mereka,” ujar Tony Cheng dari Al Jazeera melaporkan dari ibu kota, Naypyidaw.
“Masih ada gempa susulan, beberapa di antaranya kami rasakan pagi ini. Gempa itu tidak terlalu besar, tetapi cukup membuat orang merasa tidak nyaman untuk kembali ke bangunan yang sudah dibangun,” tambah dia.
Operasi kemanusiaan di Myanmar sangat terhambat oleh jalan dan infrastruktur yang rusak, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada hari Sabtu.
“Gempa bumi tersebut merusak infrastruktur penting, termasuk jembatan dan jalan utama, sehingga menyulitkan operasi kemanusiaan untuk mengakses daerah yang membutuhkan,” ungkap OCHA.
“Kerusakan pada jalan tol Yangon-Nay Pyi Taw-Mandalay menyebabkan gangguan layanan, dengan retakan dan distorsi permukaan yang memaksa bus jalan raya menghentikan operasi,” papar badan PBB tersebut.
“Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan terkena dampak, yang menyebabkan korban jiwa dan cedera di antara warga sipil. Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang dilakukan di daerah yang terkena dampak,” ungkap militer Myanmar.