loading...
KSAD Jenderal TNI Rudini saat kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada 1984. Foto/Catalog Archives
PERGANTIAN pucuk pimpinan di tubuh TNI Angkatan Darat selalu menjadi sorotan publik. Biasanya, muncul sejumlah nama yang dianggap memiliki peluang besar untuk menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Hal serupa terjadi pada tahun 1983, ketika tiga jenderal senior yang memiliki rekam jejak militer yang gemilang disebut-sebut berpotensi menggantikan Jenderal TNI Poniman sebagai KSAD.
Ketiga nama tersebut adalah Wiyogo Atmodarminto, Soesilo Sudarman, dan Himawan Soesanto.
Dalam buku biografi Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit karya Atmadji Sumarkidjo, disebutkan bahwa Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal M Jusuf awalnya ingin pengganti Poniman berasal dari perwira terbaik lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) Yogyakarta.
Di antara tiga kandidat tersebut, Himawan Soesanto menjadi salah satu nama yang paling santer dibicarakan. Hal ini tidak mengherankan mengingat jenderal asal Jawa Timur itu memiliki pengalaman tempur yang mengesankan.
Saat masih berpangkat mayor, Himawan memimpin Batalyon 330/Kujang dari Kodam Siliwangi dalam operasi militer di Sulawesi Selatan. Dalam tugas tersebut, ia berhasil menumpas kekuatan pemberontak Andi Selle di Pinrang.
Tak hanya itu, Himawan juga berjasa menyelamatkan Jenderal M Jusuf dari hujan peluru yang dilepaskan anak buah Andi Selle.