loading...
FIFGROUP berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus dalam ajang prestisius HR Asia Best Companies to Work For in Asia 2025. Foto: FIFGROUP
JAKARTA - Di balik gemerlap angka pembiayaan yang menembus pelosok negeri, ada sebuah pertanyaan fundamental yang sering kali terlupakan: bagaimana nasib para "prajurit" yang bekerja di belakang layar? PT Federal International Finance (FIFGROUP), raksasa di bawah naungan Grup Astra, baru saja menjawab pertanyaan itu dengan sebuah gebrakan.
Mereka tidak hanya mencatatkan pertumbuhan bisnis, tetapi juga berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus dalam ajang prestisius HR Asia Best Companies to Work For in Asia 2025. Ini bukan sekadar piala pajangan. Tapi pengakuan yang lahir dari seleksi brutal terhadap 20.000 perusahaan dan 2,5 juta responden di seluruh Asia, di mana 25% di antaranya adalah perusahaan kaliber Fortune Global 500.
Lantas, apa "resep rahasia" yang membuat sebuah perusahaan pembiayaan raksasa ini dianggap sebagai salah satu tempat kerja paling manusiawi di Asia?
Bukan Sekadar Fasilitas, Ini Soal Martabat
Di saat banyak perusahaan terjebak dalam perang fasilitas—kantor mewah, kopi gratis, atau ruang bermain—FIFGROUP tampaknya memilih jalan berbeda. Mereka fokus pada fondasi yang lebih esensial: manusianya.
Namun, di balik jargon korporasi itu, ada sebuah implementasi nyata yang radikal dan patut diapresiasi:
1. Program FIFriendibility: Ini mungkin langkah paling berani. FIFGROUP mewajibkan setiap cabang dan divisinya untuk memiliki setidaknya satu karyawan penyandang disabilitas. Ini bukan lagi soal amal, tetapi sebuah kebijakan inklusivitas yang tertanam dalam struktur perusahaan.
2. Perempuan Berperan: Di tengah dominasi laki-laki di industri keuangan, FIFGROUP secara aktif mendorong kepemimpinan perempuan melalui program khusus, menjadikannya bukan sekadar representasi, tetapi bagian dari strategi masa depan.
3. Pengembangan Talenta Berbasis Individu: Melalui pendekatan TEAM (Teamwork, Excellence, Achieving, and Moving Forward), setiap karyawan, sejak hari pertama, didorong untuk berkembang sesuai potensi masing-masing, bukan dipukul rata dalam satu program pelatihan generik.
