Perajin Patung Relief Kawasan Gasblock PGN Karangrejo Makin Cuan di Suadesa Festival 2025

4 hours ago 6

loading...

Gelaran Suadesa Festival 2025 di Gasblock PGN Karangrejo, Magelang, menampilkan showroom relief patung dan wayang. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Gelaran Suadesa Festival 2025 di Gasblock PGN Karangrejo, Magelang, menampilkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal yang merupakan pelaku industri kreatif. Festival Suadesa 2025 diharapkan mampu menggerakkan perekonomian desa dengan mempromosikan produk-produk mitra UMKM sekaligus menggali beragam potensi lokal.

Suadesa Festival 2025 yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) pada 10-11 Mei 2025 ini mengusung tema "Energi Kemandirian Desa" yang merupakan perwujudan program Desa Energi Berdikari Pertamina. Desa Karangrejo, Borobudur, merupakaan desa binaan PGN melalui tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).

Salah satu UMKM yang ikut serta dalam festival tersebut, menampilkan showroom relief patung dan wayang. Showroom yang diawaki Amin Risman Ragil yang merupakan perajin limbah berbasis resin di daerah Borobudur itu sukses memikat banyak pengunjung.

Amin yang sudah memulai usahanya pada tahun 1997-1998 menggunakan limbah serpihan batu cobek untuk produknya. Dengan kreativitas yang dimiliki, ia mencampurkan limbah tersebut dengan resin untuk membuat kerajinan patung relief bernilai tinggi.

Baca Juga: PGN Terima Tambahan LNG 130.000 m3 dari Lapangan Tangguh

Menurut Amin, sejak dibangunnya Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo oleh PGN dan menjadi desa wisata, penjualan produknya ikut terdongkrak, bahkan hingga 50 persen. Dalam gelaran Suadesa Festival 2025 kali ini, ia mengaku penjualannya bahkan naik dua kali lipat untuk produk-produk kerajinan tertentu.

Produk buatannya menjadi salah satu kerajinan yang menjadi buruan wisatawan. Bukan hanya wisatawan nusantara, namun juga wisatawan manca negara. Bahkan, pembeli yang sempat datang ke tempatnya dan membeli produknya melanjutkan dengan pembelian dalam skala besar. Alhasil, kerajinan Amin pun telah menembus pasar ekspor ke negara-negara seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Australia.

Menurut dia, dengan menggunakan dua jalur pemasaran, offline maupun aktif mengikuti berbagai pameran, kerajinan produksinya bisa terjual hingga 500 unit per hari. Bahkan ketika banyak pelancong dari luar negeri yang datang ke Borobudur menggunakan kapal pesiar melalui pelabuhan Semarang, satu unit kerajinan bisa terjual seharga USD100.

Baca Juga: PGN Dorong Energi Kemandirian Desa lewat Suadesa Festival 2025

Amin mengungkapkan, dirinya kerap mengikuti event yang digelar PGN, seperti saat PGN menggelar Balkonjazz Festival pada tahun sebelumnya. Terlebih, kata dia, PGN memang selalu melibatkan masyarakat dan pelaku UMKM setempat. Seperti di Suadesa Festival tahun ini, ada 40 tenant UMKM Desa Karangrejo dan Desa Wringin Putih Borobudur yang diberikan ruang untuk ikut serta memamerkan usahanya.

Dari 40 UMKM tersebut, bidangnya pun beragam, mulai dari makanan tradisional, jajanan pasar, berbagai kerajinan kayu, pahat batu, anyaman, batik, aksesoris Borobudur, pecel, angkringan, jetkolet, jajanan pasar, jamu, dan lain-lain. Alhasil banyak pelaku usaha dan masyarakat desa ikut merasakan dampak dari berbagai kegiatan yang digelar di kawasan tersebut.

(nng)

Read Entire Article
Prestasi | | | |