Peringkatnya Merosot, Pemegang Paspor China Hadapi Diskriminasi di Luar Negeri

1 week ago 10

loading...

Peringkat kekuatan paspor China telah anjlok ke urutan ke-115 secara global, yang memicu aksi boikot dan meningkatnya diskriminasi terhadap pelancong China. Foto/Evgeny Yepanchintsev/Sputnik

JAKARTA - Peringkat kekuatan paspor China telah anjlok ke urutan ke-115 secara global, yang memicu aksi boikot dan meningkatnya diskriminasi terhadap pelancong China. Padahal, paspor China kerap dibanggakan Beijing sebagai salah satu paspor kuat di dunia.

Sejumlah video domestik kerap membangkitkan semangat patriotik perihal paspor China, bahwa para pemiliknya perlu merasa bangga. Namun, realitas nilai paspor tersebut kini semakin dipertanyakan.

Mengutip laporan dari etruth.mv, Kamis (6/3/2025), seorang pelancong yang sering bepergian melalui bandara Tanzania telah mencatat bahwa pemegang paspor China menerima perlakuan khusus, meski bukan sesuatu yang diinginkan siapa pun.

Baca Juga

AS Umumkan Siap Perang dengan China!

Pelancong tersebut mencatat bahwa selama berada di bandara sepanjang sore, tidak ada pelancong Eropa atau Amerika yang diminta untuk membuka bagasi mereka.

Di sisi lain, para pelancong China yang diperiksa petugas terpantau membayar 200.000 shilling (sekitar USD77) untuk bisa melanjutkan perjalanan mereka. Laporan itu menyebutkan bahwa para pelancong Barat tidak dikenakan biaya seperti itu, tidak seperti pelancong dari China.

Perlakuan ini telah menyebabkan banyak pelancong China mempertanyakan narasi rasa hormat dan kekuasaan yang dikaitkan dengan paspor mereka. Tidak seperti penggambaran glamor dalam film laga China seperti “Wolf Warrior”, kenyataan di lapangan sering kali melibatkan kecurigaan, pemeriksaan khusus, dan diskriminasi mencolok. Beberapa orang mengaitkan hal ini dengan perilaku sebagian wisatawan China, yang telah menumbuhkan stereotip negatif.

Misalnya, seorang pria China baru-baru ini mencoba menyuap petugas bea cukai di Indonesia dengan menyelipkan Rp500.000 ke dalam paspornya, dan kemudian membanggakan tentang "tradisi China yang hebat" di internet. Insiden ini memicu kontroversi luas di Indonesia, yang menyebabkan deportasi dan larangan permanen untuk masuk kembali.

Australia juga punya banyak cerita. Di bea cukai, seorang pria China mengaku tidak punya apa pun untuk dideklarasikan, tetapi para inspektur menemukan 15 kilogram makanan terlarang di dalam kopernya, termasuk daun teh, jamur kering, kenari, daging sapi, dan kurma.

Petugas bea cukai bersikap sopan, tetapi pria itu menanggapi dengan mengumpat dan bahkan meludahi tempat sampah, menunjukkan sikap arogan dan provokatif. Ia didenda AUD340 dan diperingatkan bahwa jika tidak membayar,d ia akan diadili dalam waktu dua jam. Pria itu kemudian berdebat, dan menawarkan AUD200 sebagai gantinya.

Read Entire Article
Prestasi | | | |