Review Buku Tanpa Rencana Karya Dee Lestari

1 week ago 20

Judul: Tanpa Rencana

Penulis: Dee Lestari

Penyunting: Ardhias Nauvaly

Desain sampul: Fahmi Ilmansyah

Ilustrasi isi: Fahmi Ilmansyah

Hand lettering: Fahmi Ilmansyah

Pemeriksa aksara: Nurani Puspitosari

Penata aksara: labusiam

Foto penulis: Herry Santosa (IG: @herrysntosa)

Diterbitkan oleh Penerbit Bentang

Cetakan Pertama, November 2024

Tanpa Rencana merupakan karya antologi Dee yang keempat. Tajuk antologi ini dipilih untuk menggambarkan proses kreatif unik Dee saat menuliskan karya-karya di dalamnya. Dee menggarap ide-ide yang tebersit spontan, tak jarang ditulis sekali jadi. Kendati demikian, 18 cerita dalam Tanpa Rencana begitu kaya akan makna dan diperkuat impresinya oleh ilustrasi di halaman-halamannya. Berbagai perenungan mendalam tentang hidup, kematian, kehilangan, penerimaan, dan spiritualitas, kembali berhasil diolah Dee menjadi cerita pendek serta puisi naratif yang renyah, lincah, sekaligus menyentuh.

***

"Air mata adalah rasa asin yang sudah dipersiapkan untuk melengkapi kita. Jangan anak tirikan kesedihanmu. Garam-mu. Ia menggenapi." (hlm. 20)

Asam Garam menjadi cerita pertama yang dimuat di buku ini. Tema duka atau kehilangan dikemas dalam kisah yang begitu menarik dan unik. Memuat tentang fenomena alam yang memiliki misterinya sendiri, serta dikaitkan dengan esensi kehidupan yang dijalani manusia. Bagi yang pernah merasakan kehilangan atau mungkin sedang dalam proses untuk bisa berdamai dengan duka, cerpen ini bisa menjadi pelukan hangat tersendiri.

"Berapa banyak manusia yang perlu kita kenal hingga jalan kita bersua. Berapa ragam pengalaman hidup yang membentuk kita berdua hingga segalanya telak dan jitu untuk kelahiran asmara." (hlm. 56)

"Menikah ternyata tidak menggaransikan kebahagiaan." (hlm. 71)

Tema cinta, hubungan asmara, atau romansa juga dimuat dalam sejumlah cerita. Ada kisah yang terasa magis tentang perjumpaan dua insan. Hingga ada kisah yang ternyata begitu menawan tentang romansa pria dan wanita di usia kepala empat.

"Beri tahu aku, wahai roh yang tersimpan di balik papan tik, yang kini kuharap bisa menggerakkan jari jemariku seperti raga kesurupan, apa yang bisa kutulis hari ini?" (hlm. 100)

"Kenapa kita tidak membuat hidup lebih sederhana dengan berteduh di tempat yang mudah dicapai lalu segera pulang? 'Kamu akan menyesal kalau tidak mencoba.' Lagi-lagi kamu membujukku dengan formula mirip-mirip." (hlm. 117)

"Ada kawan berpendapat, hidupku sekarang bagai balon gas terlepas dari pegangan tangan. Terbang tanpa kendali. Tak berakar. Memprihatinkan dan berisiko." (hlm. 125)

Dalam Tanpa Rencana, Dee menambahkan sentuhan personal yang begitu kental, menggambarkan pengalamannya sebagai penulis sekaligus manusia yang telah melalui proses berdamai dengan kehilangan. Setiap cerita memancarkan kejujuran emosional, seolah mengajak pembaca menyelami sisi terdalam dari perjalanan batinnya.

Renungan tentang kehidupan dan kematian menjadi inti dari banyak karya dalam antologi ini. Dengan kata-kata yang dirangkai begitu indah, Dee berhasil mengubah refleksi pribadinya menjadi kisah-kisah yang menyentuh hati, mengundang pembaca untuk merenungkan makna hidup dengan cara yang lembut namun mendalam.

"Mesin waktuku tidak punya ketertarikan pada masa depan karena aku ingin membiarkan separuh hidup tetap menjadi misteri. Aku tak ingin tahu seberapa banyak lagi kehilangan yang menanti. Tak pula aku mau tahu seberapa banyak tunas baru yang menjadi pengganti." (hlm. 174)

"Bagaimana menjalani hidup, akan tercermin pada tubuh dan jiwa kita. Entah itu dari masa lampau—jika kita percaya pada reinkarnasi. Atau dari dosa warisan—jika kita percaya manusia menanggung dosa Adam dan Hawa." (hlm. 191)

Bagi para penggemar setia seri Supernova, Tanpa Rencana menyuguhkan kejutan berupa sebuah cerita pendek yang seakan menghidupkan kembali karakter-karakter ikonisnya. Kisah ini terasa seperti sapaan hangat dari dunia yang pernah begitu memikat hati, menghadirkan momen nostalgia yang terkesan magis.

Pilihan narasi yang renyah dan lincah dalam Tanpa Rencana membuat pesan-pesan filosofis yang diangkat Dee terasa ringan namun tetap menyentuh. Setiap cerita mengalir dengan alami, sehingga pembaca dapat merenungkan tema-tema mendalam tanpa merasa terbebani oleh penyampaian yang terlalu kompleks.

Tak hanya itu, ilustrasi yang menghiasi setiap halaman memberikan sentuhan visual yang memperkuat pengalaman membaca. Gambar-gambar ini menambah dimensi baru, membantu pembaca lebih terhubung dengan nuansa emosional dan makna di balik setiap cerita yang disajikan.

Keistimewaan Tanpa Rencana sangat terasa pada kisah-kisah yang menggugah emosi pembaca melalui cerita-cerita yang tampak sederhana namun penuh makna. Buku ini seolah menjadi ajakan untuk merayakan spontanitas dalam hidup, menerima apa yang datang tanpa rencana, dan menemukan keindahan di dalamnya.

Dee tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga pengalaman batin yang mendalam melalui karya-karyanya. Tanpa Rencana merupakan buku yang sangat menarik. Bahkan bisa memberi inspirasi bagi siapa saja dengan bukti bahwa kreativitas yang mengalir secara alami dapat menghasilkan sesuatu yang begitu istimewa dan layak diapresiasi.

Read Entire Article
Prestasi | | | |