loading...
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Foto/anadolu
BRUSSEL - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan ide tradisional tentang Barat yang bersatu adalah sesuatu dari masa lalu.
Dia mengindikasikan Uni Eropa (UE) tidak lagi melihat Amerika Serikat (AS) sebagai mitra dagang terpentingnya, setelah tarif besar-besaran yang diberlakukan Presiden Donald Trump.
Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman Die Zeit yang diterbitkan Selasa (15/4/2025), von der Leyen menunjuk pada lanskap geopolitik yang berubah sebagai alasan menjelajahi pasar baru di luar AS.
“Barat seperti yang kita tahu tidak ada lagi,” tegas dia. “Dunia telah menjadi bola dunia juga secara geopolitik, dan saat ini jaringan persahabatan kita menjangkau seluruh dunia, seperti yang dapat Anda lihat dalam perdebatan tentang tarif.”
Komentarnya muncul setelah pemerintahan Trump mengenakan tarif besar-besaran sebesar 20% pada semua barang UE dan tarif sebesar 25% pada semua impor mobil dalam upaya menghilangkan apa yang dilihat Washington sebagai defisit perdagangan yang besar.
UE menanggapi dengan memperkenalkan serangkaian tarif balasan sebesar 25% pada impor AS. Trump kemudian mengumumkan jeda 90 hari pada sebagian besar tarif global pekan lalu.
Menurut von der Leyen, ketegangan dengan AS memiliki "dampak samping positif" dalam bentuk banyak negara yang berupaya mendekati UE.
"Semua orang meminta lebih banyak perdagangan dengan Eropa dan ini bukan hanya tentang hubungan ekonomi. Ini juga tentang menetapkan aturan umum dan tentang prediktabilitas," papar dia.
Ketika ditanya apakah pernyataannya tentang Barat harus ditafsirkan sebagai "perpisahan terakhir dengan Amerika Serikat," von der Leyen menekankan dia "sangat percaya" pada persahabatan AS-UE.
"Tetapi kenyataan baru juga mencakup fakta banyak negara lain berusaha lebih dekat dengan kita. 13% perdagangan global dilakukan dengan Amerika Serikat. 87% perdagangan dunia dilakukan dengan negara lain," ungkap dia.