United Tractors Tanggapi Serius Soal Banjir Produk Alat Berat dari China

13 hours ago 4

loading...

United Tractors menanggapi soal gempuran alat berat China yang semakin membanjiri pasar alat berat dalam negeri. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA - PT United Tractors Tbk (UNTR) menanggapi soal gempuran alat berat China yang semakin membanjiri pasar alat berat dalam negeri.

Direktur UNTR, Loudy Irwanto Ellias menyampaikan kehadiran produk alat berat China merupakan ancaman yang hebat bagi bisnis perseroan. Meski demikian, fenomena tersebut diiringi dengan semakin banyak perbaikan dan peningkatan kualitas dari produk alat berat Jepang seperti Komatsu.

"Kami juga terus meningkatkan nilai tambah apa yang bisa kami berikan kepada konsumen," kata Loudy dalam konferensi pers di Menara Astra, dikutip Minggu (27/4).

Loudy membeberkan, untuk menghadapi persaingan yang ketat dengan produk alat berat asal Cina, perseroan juga meningkatkan digitalisasi dalam pemasaran produk. Tak hanya itu, UNTR juga mengunggulkan product support yang berada di seluruh Indonesia.

"Kami selalu berbenah diri untuk memacu daya saing lebih dari produk China," ujar Loudy.

Adapun, UNTR menargetkan penjualan 4.600 unit Komatsu di sepanjang tahun 2025. Target ini naik dari target tahun 2024 lalu yang sebanyak 4.500 unit. Hingga Maret 2025, perseroan mencatat penjualan Komatsu telah mencapai 1.385 unit, naik 23 persen dari capaian pada periode yang sama tahun 2024 yang sebanyak 1.126 unit. Perseroan mengklaim permintaan alat berat Komatsu sejak awal tahun 2025 mengalami peningkatan.

Sementara pada 2024 lalu, penjualan alat berat Komatsu turun 16 persen menjadi 4.420 unit yang disebabkan karena penurunan di sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan. Berdasarkan riset pasar internal, pangsa pasar Komatsu adalah 26 persen. Di samping itu, Komatsu tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di sektor pertambangan.

Kemudian, penjualan Scania, terutama dari truk turun dari 715 unit menjadi 436 unit dan penjualan produk UD Trucks turun dari 272 unit menjadi 234 unit yang disebabkan oleh oleh penurunan permintaan terutama di sektor pertambangan.

Selanjutnya, pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat sedikit meningkat sebesar 1 persen menjadi Rp11,6 triliun. Dengan demikian, total pendapatan bersih dari mesin konstruksi meningkat 2 persen menjadi Rp37,3 triliun, terutama disebabkan oleh bauran produk dan pendapatan yang lebih tinggi dari suku cadang dan jasa.

(nng)

Read Entire Article
Prestasi | | | |