⁠5 Cara Mewujudkan Emosional Intelejen pada Mindset dan Pikiran Kita

2 months ago 25

Fimela.com, Jakarta Emosional intelejen atau emotional inteligence (EQ) merupakan kemampuan untuk memahami, mengelola dan mengontrol dengan baik segala bentuk emosi yang terbentuk dalam diri kita maupun orang lain. Di era modern yang diisi oleh segala cepatnya perkembangan yang ada, membuat EQ menjadi salah satu aspke penting untuk menentukan suatu keberhasilan dan kesuksesan dari seorang individu. Hal tersebut dapat berdampak tak hanya pada bagaimana individu tersebut menjalani kehidupan pribadi sehari-harinya maupun kehidupan formal profesionalnya di lingkungan kerja.

Memiliki emosional intelejen yang tinggi dan stabil memang nyatanya membantu seseorang untuk menghadapi konflik, membangun hubungan yang sehat, serta menjaga keseimbangan kesehatan fisik dan mental. Namun bagaimana cara mewujudkan emosional intelejen dalam mindset berpikir kita? Berikut adalah 5 langkah penting untuk mengembangkan EQ sehingga kamu dapat menjalani hidup dengan lebih bijak, seimbang, dan tentunya harmonis.

1. Memahami Emosi Sendiri

Langkah pertama dalam mengembangkan emosional intelejen adalah mengenali dan memahami emosi yang kita rasakan. Memahami emosi membantumu mengenali apa yang memengaruhi suasana hati. Dengan mengenali emosi, kamu dapat mengambil tindakan yang lebih bijak untuk mengatasi situasi sulit.  

Luangkan waktu setiap hari untuk menuliskan apa yang kamu rasakan. Jurnal perasaan ini akan membantumu untuk melacak pola emosi yang muncul. Selanjutnya, kamu bisa merefleksikan diri, sbelum bereaksi terhadap situasi tertentu, luangkan waktu untuk bertanya, mengapa kamu merasakan perasaan tersebut?. Terakhir, kamu bisa mulai berlatih teknik mindfulness yang mampu membuatmu lebih sadar akan perasaan tanpa menghakiminya. Dengan memahami emosi sendiri, kamu akan lebih siap menghadapi konflik atau tekanan tanpa merasa kewalahan.  

2. Mengelola Emosi dengan Bijak

EQ tidak hanya tentang mengenali emosi, tetapi juga tentang mengelolanya agar tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Mengelola emosi membantu kamu tetap tenang dalam situasi sulit. kamu akan lebih mampu membuat keputusan yang rasional dan tidak impulsif.  

Caranya, kamu bisa latih terlebih dahulu teknik relaksasi dengan memanfaatkan teknik pernapasan dalam atau meditasi untuk menenangkan pikiran saat merasa marah atau cemas. Selanjutnya, biasakan untuk memberikan tunda atau waktu tenang sebelum merespons saat emosi sedang memuncak. Lalu, sampaikan perasaanmu tanpa menyalahkan orang lain. Dengan ini, kamu akan lebih mampu mengatasi konflik tanpa memperburuk situasi dan menjaga hubungan tetap harmonis.  

3. Meningkatkan Empati terhadap Orang Lain

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang orang lain alami. Ini adalah inti dari emosional intelejen. Empati memperkuat hubungan interpersonal dan membantu membangun kepercayaan. Dengan ini, kamu dapat membantu orang lain mengatasi masalah mereka dengan cara yang lebih efektif.  

Cara menerapkannya, kamu perlu menjadi pendengar aktif, saat berbicara dengan orang lain, berikan perhatian penuh. Jangan hanya mendengar, tetapi benar-benar memahami apa yang mereka sampaikan. Kamu bisa mengajukan pertanyaan yang tepat layaknya,  “Apa yang membuatmu merasa seperti itu?” untuk memahami sudut pandang mereka.  Dan latihlah untuk memahami segala perpektif, cobalah melihat situasi dari sudut pandang orang lain untuk memahami apa yang mereka rasakan. Dengan empati, kamu akan lebih mudah membangun hubungan yang sehat dan harmonis, baik di lingkungan keluarga, teman, maupun pekerjaan.

4. Belajar Mengelola Konflik dengan Efektif

Konflik adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, tetapi EQ membantumu menghadapinya dengan cara yang produktif. Mengelola konflik dengan baik dapat mencegah terjadinya hubungan yang rusak. Hal ini juga dapat membantu menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak. 

Cara menerapkannya, kamu perlu untuk tetap tenang di setiap situasi yang terjadi dalam konflik. Jangan biarkan emosi memengaruhi cara kamu berbicara atau bertindak. Berfokuslah pada masalahnya bukan pada orang atau pelaku konfliknya, hindari menyerang karakter seseorang. Fokuslah pada isu yang sedang dibahas. Terakhir, carilah solusi bersama-sama, libatkan semua pihak dalam mencari solusi sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Dengan ini, kamu akan lebih dihormati sebagai individu yang mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang bijaksana dan tanpa drama.  

5. Membangun Pola Pikir Positif dan Resilient

EQ juga melibatkan kemampuan untuk tetap positif dan tangguh meskipun menghadapi kesulitan. Pola pikir positif membantumu melihat peluang di balik setiap tantangan. Resiliensi membuatmu mampu bangkit dari kegagalan tanpa kehilangan semangat.

Cara menerapkannya, kamu perlu latih gratitude untuk menjadi individu yang lebih baik. Setiap hari, tuliskan tiga hal yang kamu syukuri. Ini membantumu tetap fokus pada hal-hal positif. Berusahalah untuk mengusir narasi negatif yang muncul pada pikiranmu. Jika kamu berpikir, “aku tidak bisa melakukannya,” gantilah dengan, “aku belum bisa, tetapi aku akan belajar.” Terakhir, kelilingi diri kamu dengan dukungan positif, habiskan waktu dengan orang-orang yang mendukung dan memberikan energi positif. Pola pikir positif dan resilien membantumu menghadapi setiap tantangan dengan optimisme dan percaya diri.

Dengan EQ yang kuat, kamu tidak hanya dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik, tetapi juga membangun hubungan yang lebih sehat dan mendalam. Mari mulai langkah-langkah ini hari ini untuk kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna.  

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ajeng Yuniarta
  • Ayu Puji Lestari
Read Entire Article
Prestasi | | | |