5 Fakta Israel Halangi Jemaah Kristen Palestina Rayakan Paskah

2 hours ago 2

loading...

Rezim apartheid Israel pada Sabtu (19/4/2025) memblokir akses jemaah Kristen ke Gereja Makam Suci di Yerusalem ketika mereka akan merayakan Sabtu Suci (Api Suci), hari suci dalam perayaan akhir pekan Paskah. Foto/anadolu

YERUSALEM - Perayaan Paskah bagi umat Kristen Palestina di Yerusalem telah lama menjadi momen spiritual yang penting.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, khususnya sejak konflik antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, akses umat Kristen Palestina ke tempat-tempat suci di Yerusalem semakin dibatasi otoritas Israel.

Pembatasan oleh rezim apartheid Zionis ini mencakup penolakan izin masuk, pembatasan jumlah peserta dalam upacara keagamaan, serta tindakan kekerasan dari aparat keamanan dan pemukim ekstremis Yahudi.

Berikut ini berbagai fakta tentang tindakan diskriminatif Israel terhadap warga Kristen Palestina.

1. Pembatasan Akses dan Izin Masuk

Tradisi umat Kristen Palestina untuk merayakan Paskah di Yerusalem, terutama di Gereja Makam Kudus, telah terganggu oleh kebijakan pembatasan akses yang ketat.

Pada tahun 2025, dari sekitar 50.000 umat Kristen Palestina, hanya 4.000 yang diberikan izin masuk ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.

Izin yang diberikan pun seringkali bersifat sementara dan dibatasi dalam hal durasi serta area yang boleh diakses.

Banyak umat Kristen dari Gaza dan Tepi Barat tidak mendapatkan izin sama sekali, memaksa mereka untuk merayakan Paskah di wilayah mereka sendiri tanpa bisa mengunjungi tempat-tempat suci di Yerusalem.

2. Pembatasan Jumlah Peserta dalam Upacara Keagamaan

Upacara "Api Suci" di Gereja Makam Kudus, yang merupakan bagian penting dari perayaan Paskah Ortodoks, juga mengalami pembatasan.

Jika sebelumnya upacara ini dihadiri sekitar 10.000 orang, pada tahun 2025 jumlah peserta dibatasi hanya 1.800 orang di dalam gereja dan 1.200 orang di luar.

Read Entire Article
Prestasi | | | |