65.000 Anak Gaza Dirawat di Rumah Sakit karena Gizi Buruk, 1,1 Juta Warga Kelaparan Tiap Hari

2 hours ago 3

loading...

Anak di Gaza mengalami gizi buruk akibat blokade Israel. Foto/aljazeera

GAZA - Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh Israel memperburuk penderitaan anak-anak Palestina melalui genosida dan blokade yang sedang berlangsung, menggunakan kelaparan sebagai senjata perang “sistematis” di daerah kantong tersebut.

“Israel menggunakan kelaparan dan kehausan sebagai senjata perang sistematis terhadap warga sipil, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional,” ungkap pernyataan kantor tersebut yang dikutip kantor berita Anadolu.

Pernyataan tersebut menambahkan, “Penutupan terus-menerus penyeberangan perbatasan telah menyebabkan penurunan kondisi kesehatan yang sangat parah, terutama di kalangan anak-anak dan bayi.”

1,1 Juta Orang Kelaparan Setiap Hari

Situasi tersebut telah menyebabkan malnutrisi akut yang meluas yang memengaruhi lebih dari 65.000 anak yang dirawat di rumah sakit dari 1,1 juta orang yang menghadapi kelaparan setiap hari, menurut laporan tersebut.

Kantor tersebut menyalahkan Israel atas bencana kemanusiaan yang semakin parah dan karena "membahayakan kehidupan ratusan ribu anak-anak, wanita, dan orang tua karena kurangnya makanan, obat-obatan, dan air bersih."

Pernyataan tersebut menyerukan, “Pembukaan kembali semua penyeberangan perbatasan ke Gaza dengan segera dan tanpa syarat untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan, suplemen gizi, dan pasokan medis, khususnya untuk anak-anak dan pasien yang sakit kritis, untuk menyelamatkan nyawa dan menghentikan keruntuhan kemanusiaan yang dahsyat."

Pada tanggal 2 Maret, Israel mengumumkan penutupan penyeberangan perbatasan Gaza untuk semua bantuan kemanusiaan, termasuk air, makanan, dan pasokan medis.

Tanah Keputusasaan

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari Selasa (29/4/2025) mengatakan Gaza "menghadapi pengepungan total selama hampir dua bulan, jauh lebih lama daripada saat perang dimulai."

“Pengepungan ini, hanya untuk memberi konteks, berlangsung empat kali lebih lama dari pengepungan yang dilakukan pada awal perang. Anda mungkin ingat ada periode pengepungan selama dua minggu ketika perang dimulai satu setengah tahun yang lalu. Sekarang kita berbicara tentang pengepungan yang ketat selama hampir dua bulan,” papar Juliette Touma, Direktur Komunikasi UNRWA, dalam jumpa pers PBB.

“Bayangkan jika Anda tidak punya apa pun untuk memberi makan anak-anak Anda. Anak-anak di Gaza akan tidur dalam keadaan kelaparan,” tegas dia.

Read Entire Article
Prestasi | | | |