7 Sikap Cerdas Menghadapi Orang yang Suka Playing Victim

2 days ago 9

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang selalu merasa dirinya adalah korban dari segala situasi? Mulai dari masalah di tempat kerja hingga konflik personal, mereka seolah-olah selalu menjadi yang paling menderita. Tidak jarang, mereka menggunakan status korban untuk mendapatkan simpati dan perhatian lebih dari orang lain. Orang seperti ini dikenal dengan istilah "playing victim". Namun, menghadapi tipe seperti ini bukanlah perkara mudah.

Kalau kamu tidak berhati-hati, energi negatif mereka bisa menular dan menguras emosimu. Lantas, bagaimana sebaiknya kita bersikap cerdas ketika berhadapan dengan orang yang suka bermain peran sebagai korban? Berikut adalah tujuh sikap yang bisa kamu terapkan untuk menghadapi mereka dengan bijak dan tetap menjaga kedamaian batin. Selengkapnya simak uraiannya berikut ini, ya.

1. Saring sebelum Respon

Sahabat Fimela, setiap kali seseorang mengeluh atau menyalahkan dunia karena keadaan mereka, jangan langsung terbawa perasaan. Sikap pertama yang perlu kamu miliki adalah kemampuan untuk menyaring kata-kata mereka. Orang yang suka bermain korban sering kali memanipulasi perasaan orang lain dengan cerita yang berlebihan, mencari pembenaran atas segala kesalahan mereka, dan menuntut perhatian. Maka, jangan cepat bereaksi dengan perasaan. Ambil jeda sejenak untuk mencerna informasi yang diberikan sebelum merespons.

Saat kamu menanggapi, pastikan untuk tidak ikut terbawa arus drama mereka. Berikan jawaban yang konstruktif, namun tetap pada jalur netral. Dengan demikian, kamu menunjukkan bahwa kamu tidak mudah terpengaruh oleh cerita mereka dan tidak akan terjebak dalam permainan peran mereka.

2. Tegaskan Batasan yang Sehat

Tidak ada yang salah dengan membantu seseorang yang sedang kesulitan, tetapi penting untuk menetapkan batasan. Orang yang suka memainkan peran korban cenderung melanggar batasan pribadi dan mengharapkan perhatian tanpa henti. Dalam menghadapi tipe ini, kamu harus pintar-pintar menyusun batasan yang sehat. Jangan biarkan mereka menguasai energi atau waktu kamu hanya untuk meratapi nasib mereka.

Kamu bisa mengatakannya dengan cara yang baik, misalnya, “Aku paham situasi yang kamu hadapi, tapi aku merasa kita perlu fokus pada solusi. Jika kamu terus-menerus membahas masalah ini tanpa mencari jalan keluar, kita tidak akan bergerak maju.” Dengan tegas dan penuh empati, kamu menunjukkan bahwa kamu peduli, tapi juga menghargai dirimu sendiri dan waktu yang kamu miliki.

3. Ajukan Pertanyaan yang Membuka Pemikiran

Sahabat Fimela, orang yang suka bermain korban sering kali menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka mungkin akan terus menyalahkan orang lain atau keadaan untuk membenarkan kegagalan mereka. Salah satu sikap cerdas yang bisa kamu terapkan adalah dengan mengajukan pertanyaan yang memicu mereka untuk berpikir lebih dalam tentang masalah yang sedang mereka hadapi.

Alih-alih memberi jawaban atau solusi langsung, cobalah untuk menanyakan, "Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengubah situasi ini?" atau “Apa langkah pertama yang ingin kamu ambil untuk keluar dari situasi ini?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tidak hanya membantu mereka untuk melihat masalah secara objektif, tetapi juga mendorong mereka untuk mulai bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri. Dengan cara ini, kamu tidak hanya mendukung mereka, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk berkembang.

4. Jaga Emosi agar Tidak Terkuras

Ketika berhadapan dengan seseorang yang terus-menerus berperan sebagai korban, energi mereka bisa sangat mempengaruhi perasaanmu. Kamu bisa merasa tertekan, cemas, bahkan merasa kasihan terhadap mereka. Inilah alasan mengapa penting untuk menjaga emosi tetap terkendali. Jangan biarkan permainan mereka merusak ketenangan batinmu.

Cobalah untuk fokus pada apa yang kamu bisa kontrol, yaitu responmu sendiri. Jika mereka mulai menarikmu ke dalam drama mereka, ingatkan dirimu bahwa itu bukan tanggung jawabmu untuk menyelesaikan masalah mereka. Tahan diri untuk tidak terlalu terlibat dalam keluhan mereka, dan alihkan perhatianmu pada hal-hal positif yang ada dalam hidupmu. Kamu berhak untuk menjaga keseimbangan emosional tanpa terbawa arus permainan mereka.

5. Tawarkan Dukungan dalam Bentuk yang Berbeda

Sahabat Fimela, ada kalanya seseorang yang suka playing victim benar-benar membutuhkan dukungan. Namun, dukungan yang mereka inginkan tidak selalu sesuai dengan yang mereka butuhkan. Daripada memberikan simpati yang hanya memperkuat peran korban mereka, kamu bisa menawarkan dukungan dalam bentuk yang lebih membangun.

Misalnya, kamu bisa mengatakan, “Aku tahu kamu sedang merasa kesulitan, dan aku ada di sini untuk mendengarkan. Tapi aku rasa kita juga perlu berbicara tentang langkah-langkah yang bisa kamu ambil untuk mengatasi ini.” Dengan cara ini, kamu tetap menunjukkan empati, namun kamu juga memotivasi mereka untuk berhenti bermain peran sebagai korban dan mulai mencari solusi.

6. Tetap Berfokus pada Solusi

Banyak orang yang bermain korban merasa nyaman dalam zona keluhan. Mereka tidak ingin mendengar solusi, tetapi justru ingin terus berada dalam peran tersebut. Kamu bisa menghadapi ini dengan cara yang lebih praktis. Daripada terjebak dalam siklus keluhan mereka, kamu bisa dengan lembut mengarahkan percakapan ke arah yang lebih produktif. Tanyakan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi tersebut, atau apa yang bisa mereka lakukan agar tidak terjebak dalam perasaan tersebut lagi.

Mungkin pada awalnya mereka akan merasa kesal, tetapi dengan ketegasan yang disertai rasa empati, kamu membantu mereka untuk memecahkan masalah, bukan terus-menerus meratapi situasi yang ada. Ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi peran korban mereka dan mendorong mereka untuk bertanggung jawab atas hidup mereka.

7. Jaga Jarak jika Diperlukan

Ada kalanya, orang yang selalu memainkan peran korban tidak ingin berubah atau menerima bantuan. Mereka hanya ingin menjadi pusat perhatian dan tidak siap untuk bertanggung jawab. Dalam situasi seperti ini, menjaga jarak bisa menjadi pilihan terbaik. Menghargai dirimu sendiri dan menjaga kesehatan mental sangat penting. Jangan merasa bersalah jika kamu memilih untuk menjaga jarak dari mereka.

Dengan memberikan jarak, kamu memberi mereka ruang untuk merenung dan mulai mengatasi masalah mereka tanpa terus-menerus mendapatkan perhatian dari orang lain. Ini juga memberi kamu kesempatan untuk menjaga energi positif dalam hidupmu tanpa terganggu oleh drama yang tidak produktif.

Membangun Kekuatan Emosional

Sahabat Fimela, menghadapi orang yang suka bermain korban memang bisa sangat menguras tenaga dan emosi. Namun, dengan sikap cerdas yang tepat, kamu bisa menjaga keseimbangan dalam hidupmu dan tetap bertahan dengan ketenangan batin. Ingatlah, kamu tidak harus menyelamatkan semua orang, tetapi kamu bisa mengajak mereka untuk melihat potensi solusi dalam hidup mereka sendiri.

Semoga dengan menerapkan langkah-langkah ini, kamu tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga menjaga dirimu tetap kuat, positif, dan penuh semangat!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Endah Wijayanti
Read Entire Article
Prestasi | | | |