7 Tanda Toxic Jealousy yang Bisa Merusak Hubungan

2 days ago 8

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, dalam sebuah hubungan, ada kalanya kita merasa cemas atau sedikit terganggu saat melihat pasangan terlalu dekat dengan orang lain. Perasaan ini mungkin hanya datang sekejap, lalu hilang begitu saja, tanpa meninggalkan bekas. Namun, ada kalanya rasa cemburu berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dan mengganggu. Toxic jealousy atau kecemburuan beracun, jika dibiarkan, dapat menghancurkan hubungan yang sehat.

Apa yang tadinya hanya rasa cemas, bisa berubah menjadi kontrol yang merusak. Berikut adalah tujuh tanda toxic jealousy yang harus kita waspadai agar hubungan tetap berjalan sehat dan saling mendukung. Simak uraian yang dirangkum dari laman Psychology Today berikut ini.

1. Jealousy yang Dipakai untuk Menyalahkan atau Manipulasi

Sahabat Fimela, pernahkah pasanganmu tiba-tiba menyalahkanmu karena hal-hal yang tidak kamu lakukan? Misalnya, “Kenapa sih tadi kamu ngobrol lama banget sama teman itu? Pasti ada sesuatu kan?” Jika komentar-komentar seperti itu mulai sering muncul, waspadalah. Ini adalah salah satu tanda kecemburuan yang beracun. Cemburu seharusnya tidak menjadi alasan untuk menyalahkan atau membuatmu merasa bersalah tanpa alasan yang jelas. Jika pasanganmu terus-menerus menggunakan kecemburuannya untuk membuatmu merasa bahwa kamu telah melakukan kesalahan, itu adalah bentuk manipulasi emosional. Mereka berusaha mengendalikanmu dengan membuatmu merasa bahwa semua perasaan atau tindakanmu salah, bahkan ketika kamu tidak melakukan apa-apa.

Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam hubungan, di mana pasanganmu lebih fokus pada perasaannya sendiri daripada menghargai perasaanmu. Dalam hubungan yang sehat, kedua belah pihak harus bisa berbicara tentang perasaan mereka dengan jujur tanpa merasa terancam atau disalahkan. Kecemburuan yang terus dipakai untuk menyalahkan atau memanipulasi justru akan menciptakan jarak emosional antara kamu dan pasangan.

2. Kecemburuan yang Tidak Proporsional dengan Realita

Terkadang cemburu datang karena hal-hal yang wajar, seperti melihat pasangan ngobrol mesra dengan teman dekatnya. Namun, jika pasanganmu cemburu dengan setiap interaksi yang kamu lakukan, bahkan jika itu hanya dengan teman-teman atau kolega, maka itu adalah masalah yang lebih besar. Sahabat Fimela, rasa cemburu yang berlebihan seperti ini dapat merusak hubunganmu dengan orang-orang di sekitarmu. Kecemburuan yang berlebihan akan menciptakan batasan-batasan yang tidak realistis, misalnya melarangmu bertemu dengan teman-teman lawan jenis atau bahkan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang penting bagimu.

Perasaan cemburu seharusnya tidak menjadi alasan untuk mengatur siapa yang boleh atau tidak boleh hadir dalam hidupmu. Sahabat Fimela, hubungan yang sehat adalah hubungan yang memungkinkan kedua belah pihak untuk tetap menjaga pertemanan dan ikatan sosial mereka. Jika kecemburuan pasanganmu terus berlanjut dan semakin tidak proporsional, bisa dipastikan ini bukanlah tanda cinta, melainkan kontrol yang merusak kebebasan dan kepercayaan dalam hubungan.

3. Menggunakan Kecemburuan untuk Memanipulasi dengan Rasa Bersalah

Di saat-saat tertentu, seseorang mungkin melakukan kesalahan atau bertindak tidak sengaja yang menimbulkan perasaan cemburu pada pasangan. Namun, hal yang menjadi masalah adalah ketika pasanganmu menggunakan kecemburuannya sebagai alat untuk memanipulasi perasaanmu. “Kalau kamu terus-terusan ngobrol dengan dia, berarti kamu nggak sayang aku dong!” Kalimat seperti ini sering kali digunakan oleh pasangan yang memiliki kecemburuan beracun untuk membuatmu merasa bersalah atas tindakan yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan.

Kecemburuan yang beracun ini membuatmu merasa bahwa kebahagiaanmu harus dikendalikan sesuai dengan perasaan pasangan. Seringkali, mereka akan mengancam untuk melakukan sesuatu yang buruk sebagai respons terhadap kecemburuan mereka, misalnya, pergi mencari perhatian dari orang lain sebagai balasan. Hal ini adalah cara yang tidak sehat untuk memanipulasi hubungan dan membuatmu merasa terjebak. Sahabat Fimela, hubungan yang sehat seharusnya memberikan ruang bagi kedua pihak untuk merasa aman dan dihargai tanpa rasa takut atau terintimidasi.

4. Menggunakan Kecemburuan sebagai Alasan untuk Mengisolasi Dirimu

Salah satu ciri khas hubungan yang beracun adalah usaha pasangan untuk mengisolasi kamu dari orang-orang terdekatmu. “Kenapa sih kamu sering banget pergi sama teman-temanmu? Mereka itu bukan teman yang baik, nanti kamu cuma jadi perhatian orang lain,” ujar pasangan yang cemburu berlebihan. Kecemburuan yang berlebihan bisa berubah menjadi kontrol sosial yang berbahaya, di mana pasangan mulai membatasi siapa saja yang boleh masuk dalam kehidupanmu. Isolasi ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga bisa berupa pengurangan interaksi dengan teman-teman dan keluarga yang mendukungmu.

Jika kamu mulai merasa bahwa pertemanan dan interaksi sosialmu dengan orang lain mulai dibatasi oleh pasangan hanya karena alasan kecemburuan, itu adalah tanda yang jelas bahwa ada yang tidak sehat dalam hubungan tersebut. Sahabat Fimela, hubungan yang sehat seharusnya mendorong kamu untuk tetap terhubung dengan dunia luar dan tidak membatasi interaksi sosialmu hanya untuk memenuhi keinginan pasangan.

5. Ancaman atau Kekerasan Emosional Terkait Kecemburuan

Toxic jealousy tidak hanya terbatas pada kata-kata kasar atau pengendalian fisik. Sahabat Fimela, pernahkah pasanganmu mengancam untuk menyakiti diri sendiri jika kamu “terlalu banyak” menghabiskan waktu dengan orang lain? “Kamu nggak mau menemani aku? Aku nggak tahu lagi gimana hidup tanpa kamu,” ini adalah jenis ancaman emosional yang sering dipakai oleh pasangan yang sangat cemburu. Ancaman seperti ini membuatmu merasa bersalah dan bertanggung jawab atas perasaan pasangan, meskipun itu bukan kesalahanmu.

Ancaman ini adalah bentuk manipulasi yang sangat berbahaya karena dapat membingungkanmu dan membuatmu merasa terjebak. Sahabat Fimela, dalam hubungan yang sehat, kita harus merasa aman dan saling mendukung tanpa ada rasa takut akan ancaman emosional yang tidak realistis. Jika kamu merasa terancam, jangan ragu untuk mencari bantuan dari teman atau keluarga yang dapat memberikan perspektif yang lebih objektif.

6. Mengubah Perilaku untuk Menghindari Kecemburuan Pasangan

Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah ketika kamu mulai mengubah perilakumu hanya untuk menghindari kecemburuan pasangan. Sahabat Fimela, jika kamu merasa perlu untuk menyembunyikan aktivitasmu atau bahkan menghindari pertemuan dengan orang lain hanya karena takut menimbulkan kecemburuan, maka hubunganmu sedang berada dalam bahaya. Perubahan perilaku ini menunjukkan bahwa kamu lebih mementingkan perasaan pasangan daripada hak untuk menjalani kehidupan yang bebas dan menyenangkan.

Jika hubungan tersebut terus berjalan dengan pola seperti ini, kamu akan merasa semakin tertekan dan kehilangan rasa percaya diri. Sahabat Fimela, hubungan yang sehat harus memungkinkan kamu untuk tetap menjadi dirimu sendiri, berinteraksi dengan orang-orang yang kamu cintai, dan tetap menjalani hidup dengan kebebasan yang sehat.

7. Malu Menceritakan Kecemburuan Pasangan kepada Teman dan Keluarga

Jika kamu merasa malu atau bahkan takut untuk menceritakan kecemburuan pasangan kepada orang lain, itu adalah tanda yang jelas bahwa kecemburuan tersebut sudah tidak sehat. Sahabat Fimela, dalam hubungan yang seimbang, kita seharusnya bisa berbicara terbuka dengan teman atau keluarga tanpa merasa takut akan reaksi pasangan. Jika kamu mulai merasa bahwa kamu harus menyembunyikan banyak hal tentang hubunganmu karena takut dianggap berlebihan atau gila, itu adalah masalah yang perlu segera diselesaikan.

Toxic jealousy membuatmu merasa terisolasi dan takut untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat. Dalam hubungan yang sehat, kamu harus bisa berbicara dengan bebas tentang apa yang terjadi tanpa rasa takut akan reaksi berlebihan dari pasangan.

Sahabat Fimela, kecemburuan adalah hal yang manusiawi, namun saat kecemburuan berubah menjadi kontrol, manipulasi, atau ancaman, itu bisa menghancurkan hubungan. Kenali tanda-tanda toxic jealousy yang telah kita bahas di atas, dan pastikan untuk selalu menjaga komunikasi yang sehat, jujur, dan saling menghargai dalam hubunganmu.

Jangan ragu untuk mencari dukungan jika merasa hubunganmu mulai berisiko. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang mendukung pertumbuhan masing-masing individu tanpa rasa takut atau cemas yang berlebihan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Endah Wijayanti
Read Entire Article
Prestasi | | | |