loading...
Setiap perangkat yang terhubung adalah sebuah kerentanan. Dan ini bukan sekadar teori. Foto: Wired
JAKARTA - Selamat datang di masa depan. Di rumah Anda, lampu menyala otomatis saat senja, asisten suara memutarkan lagu favorit Anda hanya dengan perintah lisan, dan robot penyedot debu membersihkan lantai bahkan saat Anda tidak di rumah.
Ini bukan lagi fiksi ilmiah; tapi realitas bagi jutaan orang. Diperkirakan pada 2028, lebih dari 33% rumah tangga di seluruh dunia akan menjadi "rumah pintar".
Namun, di balik kenyamanan yang membuai ini, sebuah ancaman senyap mengintai. Setiap perangkat yang terhubung ke internet—mulai dari TV, kulkas, hingga kasur Anda—adalah sebuah pintu potensial bagi peretas untuk masuk ke dalam ruang paling pribadi Anda. Pertanyaannya bukan lagi "apakah rumah saya pintar?", melainkan "apakah rumah saya aman?".
Otak di Balik Kenyamanan
Apa yang membuat sebuah rumah disebut "pintar"? Jawabannya adalah sebuah ekosistem perangkat yang saling terhubung melalui jaringan Wi-Fi, dikendalikan oleh sebuah "otak" pusat atau hub. Anda bisa memerintah mereka lewat aplikasi di ponsel, suara, atau bahkan mengatur jadwal otomatis.
Bayangkan TV dengan AI bawaan yang bisa mengenali hidangan di sebuah acara, mencarikan resepnya, lalu mengecek stok di kulkas pintar Anda dan otomatis membuat daftar belanja. Ini bukan lagi impian. Inilah janji manis dari sebuah rumah pintar: sebuah kehidupan yang lebih mudah, efisien, dan terintegrasi.