Apa Motif Qatar Berikan Hadiah Pesawat Mewah Rp6,6 Triliun pada Donald Trump? Ini Jawaban PM Al-Thani

5 hours ago 5

loading...

PM Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani angkat bicara soal tawaran menyumbangkan jet mewah ke Amerika Serikat. Foto/areoflap

DOHA - Keluarga Kerajaan Qatar dilaporkan akan memberikan hadiah pesawat supermewah Boeing 747-8 senilai sekitar USD400 juta atau lebih dari Rp6,6 triliun kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Apa motifnya?

Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa dia akan menjadi "bodoh" jika tidak menerima hadiah seperti itu.

Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengatakan tawaran Qatar untuk menyumbangkan jet mewah ke Amerika Serikat bukanlah hadiah pribadi untuk Presiden Donald Trump, melainkan "transaksi antarpemerintah".

Baca Juga: Begini Spesifikasi Boeing 747-8, Hadiah Pesawat Supermewah Qatar untuk Donald Trump

Trump, yang perjalanannya ke Timur Tengah termasuk singgah di Qatar, telah menghadapi kegemparan di dalam negeri sejak laporan pers mengungkapkan bahwa dia mempertimbangkan untuk menggunakan jet itu sebagai Air Force One--dan berpotensi akan terus menggunakannya setelah meninggalkan jabatan.

PM Al-Thani meremehkan kegaduhan tersebut, mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara hari Rabu (14/5/2025) bahwa dia tidak tahu mengapa hal itu menjadi berita besar.

"Itu adalah transaksi antarpemerintah. Itu tidak ada hubungannya dengan personel, baik di pihak AS atau di pihak Qatar, itu adalah Kementerian Pertahanan dan Departemen Pertahanan," katanya, menggemakan reaksi Gedung Putih terhadap reaksi keras tersebut.

Dia juga menepis tuduhan bahwa Qatar menggunakan hadiah itu sebagai cara untuk memengaruhi Trump, dengan mengatakan bahwa Qatar lebih mencoba membantu memecahkan masalah sekutunya di AS.

"Qatar selalu menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi AS, selalu siap membantu dan mendukung AS, karena kami percaya bahwa persahabatan ini harus saling menguntungkan bagi kedua negara, tidak bisa menjadi hubungan satu arah," kata Al-Thani.

Dia menambahkan bahwa bagaimanapun juga, tawaran itu "masih dalam peninjauan hukum".

Read Entire Article
Prestasi | | | |