Dana Rp200 Triliun Belum Cukup, Sektor Riil Harus Dibenahi

3 hours ago 4

loading...

Dana Rp200 triliun ke Bank Himbara belum cukup tanpa pembenahan sektor riil. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Pemerintah menempatkan dana jumbo senilai Rp200 triliun dari rekening Bank Indonesia ke bank-bank milik negara (Himbara). Langkah ini digadang-gadang mampu memperkuat likuiditas perbankan sekaligus mendorong penyaluran kredit bagi dunia usaha. Namun, sejumlah ekonom menilai kebijakan tersebut hanya ibarat menyiram air di tanah kering cepat meresap, tapi belum tentu menumbuhkan tunas baru jika fondasinya rapuh.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengingatkan bahwa problem utama perekonomian Indonesia tidak terletak pada ketersediaan likuiditas, melainkan pada lemahnya sektor riil.

"Kalau hanya mengalirkan Rp200 triliun dari bank sentral ke bank umum tanpa memperbaiki sektor riil, efeknya ke ekonomi riil akan sangat terbatas," ujarnya dalam diskusi daring bertajuk Sentimen Publik terhadap Reshuffle Kabinet, baru-baru ini.

Baca Juga: Rawan Dikorupsi, Penggunaan Dana Rp200 Triliun Bank Himbara Harus Diawasi Ketat

Data menunjukkan kredit yang sudah disetujui masih tinggi tetapi belum ditarik (undisbursed loan). Fakta ini menandakan banyak pelaku usaha enggan menambah pinjaman lantaran iklim bisnis yang belum kondusif. Alhasil, aliran dana dari bank berhenti di tengah jalan dan gagal masuk ke mesin penggerak utama ekonomi, yaitu produksi, perdagangan, dan konsumsi.

Read Entire Article
Prestasi | | | |