loading...
Aliansi BRICS dan G7 kini sedang bersaing ketat dalam menguasai dunia moneter dan mempengaruhi kebijakan perdagangan global demi keuntungan masing-masing. FOTO/11onze.cat
JAKARTA - Aliansi BRICS dan G7 kini sedang bersaing ketat dalam menguasai dunia moneter dan mempengaruhi kebijakan perdagangan global demi keuntungan masing-masing. Kedua blok ini menjadi kekuatan besar yang saling berhadapan di panggung ekonomi internasional, menantang tatanan keuangan global yang selama ini didominasi oleh negara-negara Barat.
BRICS, yang kini beranggotakan 10 negara yakni Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran, memiliki populasi sekitar 3,5 hingga 4 miliar jiwa atau 40-45% dari total penduduk dunia. Dilansir dari Watcher Guru, kekuatan utama aliansi ini terletak pada sumber daya alam yang melimpah, dominasi di sektor energi, pertumbuhan kelas menengah yang pesat, serta potensi ekonomi yang besar.
Baca Juga: Amerika Desak India Tinggalkan BRICS: 'Berbisnislah dengan AS'
Sementara, G7 terdiri dari tujuh negara maju yaitu Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris, dengan populasi sekitar 800 juta jiwa atau sekitar 10% dari dunia. Kekuatan G7 lebih banyak pada kekayaan finansial, pengendalian lembaga keuangan global, pengaruh keuangan yang luas, serta supremasi teknologi dan inovasi.
Dari segi ekonomi, pada 2025 BRICS diperkirakan memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) nominal sekitar USD30 hingga USD32 triliun dan PDB berdasarkan Paritas Daya Beli (PPP) mencapai USD60 hingga USD65 triliun. Pangsa BRICS terhadap PDB global diperkirakan mencapai 30% secara nominal dan 35% berdasarkan PPP.