Fenomena Rat People di Gen Z sekadar Tren atau Hal yang Perlu Diwaspadai

11 hours ago 5

Fimela.com, Jakarta Gen Z memang selalu menarik untuk dikupas, banyak hal unik yang membuat generasi ini selalu layak diperbincangkan. Dalam data BPS tahun 2020, Gen Z ini mencapai 27,94 % dari jumlah populasi di Indonesia. Bukan angka yang kecil kan?

Hal ini tentu membawa tren tersendiri, apalagi sebagai pemegang populasi terbesar saat ini. Tak hanya masalah dunia kerja tapi juga gaya hidup. China, sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia pun menemukan beberapa kendala terkait Gen Z ini.

Generasi ini memiliki tuntutan hidup yang semakin tinggi, membuat anak muda di China memutuskan untuk menjadi Rat People yaitu menggambarkan gaya hidup menghindari interaksi sosial dan aktivitas produktif, memilih untuk menghabiskan waktu di tempat tidur, menjelajahi internet, dan memesan makanan secara daring.

Tingginya Angka Pengangguran Picu Fenomena Rat People

Angka pengangguran yang tinggi membuat Gen Z di China lebih memilih untuk rebahan. Tidak melakukan apapun, karena merasa usahanya tidak akan berhasil. Meskipun Rat People ini masih tergolong kecil, pemerintah China pun mengantisipasinya dengan melakukan beberapa pencegahan, salah satunya dengan program magang.

Lalu, bagaimana dengan di Indonesia? Gen Z sebagai salah satu populasi terbesar dari populasi Indonesia saat ini ternyata juga penyumbang angka tinggi pengangguran. Berdasar data BPS 2024; lebih dari 17% gen Z tidak memiliki pekerjaan. Selain terbatasnya lapangan pekerjaan, sifat gen z yang mengutamakan work life balance membuat mereka mudah burnout dan akhirnya memilih melakukan hal yang disukai saja.

Sifat Gen Z yang menyukai kebebasan membuat generasi ini kadang kurang sesuai dengan bidang pekerjaan atau lingkungan kerja konvensional. Hal ini yang mendorong gen z untuk memilih resign dan akhirnya tidak bekerja. Karena malas terlibat dengan tatanan kantor yang konservatif.

Melawan Kesepian ala Gen Z

Salah sifat dasar Gen Z adalah keinginannya untuk bersenang-senang. Mereka rela menahan diri untuk mengurangi konsumsi harian untuk membeli kesenangan mereka.

Mulai dari tiket konser idol, action figure, hingga koleksi mainan. Gen Z rela merogoh kantong lebih dalam untuk kesenangan emosional mereka. Dengan memberi kesenangan emosional inilah cara Gen Z untuk mengusir rasa sepi.

Dr. Mihaly Csikszentmihalyi, seorang psikolog yang terkenal dengan konsep "aliran" (flow), mengatakan bahwa kegiatan yang menantang dan memerlukan konsentrasi penuh dapat membantu meredakan perasaan negatif. Saat terlibat dalam hobi yang dinikmati, waktu terasa lebih cepat berlalu dan perasaan kesepian dapat berkurang.

Tren menyepi dan sendiri pun menjadi salah satu cara Gen Z untuk melawan kesepian. Merasa nyaman dengan diri sendiri dapat membantu mengurangi perasaan kesepian. Menciptakan rutinitas perawatan diri seperti mandi hangat, membaca buku favorit, atau mendengarkan musik yang menenangkan bisa menjadi cara nyaman untuk merasa lebih baik. Merawat diri sendiri dengan penuh kasih sayang dapat memberikan perasaan nyaman dan relaksasi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |