Mengulik Tradisi Nyadran yang Khas di Jawa Menjelang Ramadan

1 day ago 8

Fimela.com, Jakarta Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, merayakan sebuah tradisi yang kaya akan budaya, yaitu Nyadran. Tradisi ini merupakan perpaduan antara budaya asli Jawa dan ajaran Islam yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak abad ke-15.

Istilah 'Nyadran' berasal dari bahasa Sansekerta 'sraddha', yang berarti keyakinan. Pada awalnya, tradisi ini mungkin berakar dari kepercayaan animisme serta ajaran Hindu-Buddha. Namun, seiring waktu, Wali Songo memanfaatkan Nyadran sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam.

Inti dari perayaan Nyadran adalah mendoakan arwah leluhur yang telah tiada, sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala berkah yang telah diberikan. Tradisi ini juga sarat akan makna simbolis, menggambarkan hubungan manusia dengan leluhur, sesama, dan Tuhan.

Sebelum Ramadan masyarakat Semarang dan Jawa Tengah khususnya memiliki tradisi berziarah dan membersihkan makan leluhur. Mereka juga memanjatkan doa agar Allah mengampuni dosa-dosa leluhur mereka.

Rangkaian Kegiatan Nyadran

Kegiatan Nyadran bervariasi di setiap daerah, namun secara umum meliputi:

1. Besik (Pembersihan Makam): Masyarakat secara gotong royong membersihkan makam leluhur dari rumput liar dan kotoran.

2. Kirab (Arak-arakan): Arak-arakan menuju lokasi upacara adat.

3. Ujub (Penyampaian Maksud): Pemangku adat menyampaikan maksud dan tujuan upacara Nyadran.

4. Doa Bersama: Doa bersama dipimpin oleh tokoh agama untuk mendoakan arwah leluhur.

5. Kembul Bujono/Tasyakuran (Makan Bersama): Masyarakat makan bersama dengan membawa hidangan tradisional masing-masing sebagai simbol kebersamaan dan syukur.

6. Ziarah Kubur: Menziarahi makam leluhur, menabur bunga, dan berdoa. Ini merupakan inti dari tradisi Nyadran.

7. Padusan (Mandi di Sungai): Di beberapa daerah, tradisi ini juga mencakup mandi di sungai sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan Ramadan.

8. Membersihkan Lingkungan: Selain membersihkan makam, masyarakat juga membersihkan lingkungan sekitar sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Perbedaan Nyadran dengan Ziarah Kubur

Meskipun Nyadran mencakup kegiatan ziarah kubur, tradisi ini jauh melampaui sekadar kunjungan biasa ke makam. Nyadran adalah sebuah perayaan yang kaya akan nilai sosial dan budaya, mengandung makna mendalam sebagai penghormatan kepada leluhur, mempererat tali persaudaraan, dan menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh kebersamaan.

Ziarah kubur bisa dilakukan kapan saja, tetapi Nyadran secara khusus dirayakan pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa atau Sya'ban dalam kalender Hijriyah, tepat sebelum Ramadan tiba.

Nama Lain Nyadran

Tradisi Nyadran memiliki berbagai sebutan di berbagai daerah, seperti Sadranan di Temanggung dan Boyolali, serta Manganan atau Sedekah Bumi di Jawa Timur.

Nyadran adalah sebuah tradisi Jawa yang kaya akan makna dan sarat dengan nilai-nilai luhur. Lebih dari sekadar ritual keagamaan, tradisi ini menjadi jembatan untuk mempererat hubungan sosial, menjaga semangat gotong royong, dan menyambut bulan Ramadan dengan penuh rasa hormat dan kebersamaan. Sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga, Nyadran perlu dijaga agar tetap hidup dan terus menjadi elemen penting dalam identitas budaya Jawa.

People Also Ask (FAQ)

1. Apa itu tradisi Nyadran dalam masyarakat Jawa?

Nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini melibatkan doa bersama, ziarah ke makam keluarga atau leluhur, serta memberikan sesaji. Tujuan dari Nyadran adalah untuk memohon berkah, keselamatan, serta sebagai bentuk silaturahmi dan penghormatan terhadap arwah leluhur.

2. Kapan tradisi Nyadran biasanya dilaksanakan?

Tradisi Nyadran umumnya dilaksanakan pada bulan Ruwah, yang merupakan bulan menjelang Ramadan dalam kalender Jawa. Biasanya, kegiatan ini dilakukan dalam beberapa hari terakhir sebelum bulan puasa dimulai, sebagai bentuk persiapan spiritual.

3. Apa tujuan utama dari tradisi Nyadran?

Nyadran memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah untuk mempererat silaturahmi antar keluarga dan masyarakat, memohon keberkahan dan keselamatan, serta sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal. Selain itu, Nyadran juga dianggap sebagai cara untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadan.

4. Apa saja kegiatan yang dilakukan selama tradisi Nyadran?

Selama Nyadran, masyarakat biasanya mengadakan ziarah ke makam keluarga atau leluhur, membawa bunga, air bunga, serta makanan sebagai sesaji. Selain itu, mereka juga mengadakan doa bersama untuk memohon keselamatan dan keberkahan. Kegiatan ini seringkali diikuti dengan pertemuan keluarga besar dan makan bersama.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |