loading...
Bos GWM menyebut bahwa persaingan harga yang ketat saat ini berdampak negatif terhadap industri otomotif di China. Foto: ist
JAKARTA - Industri otomotif China telah berkembang pesat secara eksponensial selama beberapa dekade terakhir. Namun, di balik gemerlap kesuksesan itu, muncul suara peringatan keras dari salah satu tokoh penting di industri tersebut.
Wei Jianjun, Chairman Great Wall Motor (GWM), mengisyaratkan bahwa industri ini sedang berada dalam kondisi tidak sehat akibat pemotongan harga yang tak henti-hentinya.
Melansir publikasi China, Sina Finance, Chairman GWM Wei Jianjun menyatakan bahwa industri otomotif jangan sampai terjadi seperti kasus "Evergrande". Ia merujuk pada pengembang properti raksasa China, Evergrande, yang menghadapi krisis utang miliaran dolar dan akhirnya kolaps di tengah proses likuidasi. Sebuah perbandingan yang dramatis dan mengkhawatirkan.
“Jika terus seperti ini, keamanan industri otomotif China akan terancam serius," kata Wei kepada Sina Finance dalam sebuah wawancara.
Dia tidak menyebutkan produsen mobil China tertentu, namun mengatakan bahwa beberapa "produsen utama" terlalu fokus pada pengejaran nilai pasar dan peningkatan harga saham mereka. Ini menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap praktik bisnis yang tidak berkelanjutan demi keuntungan jangka pendek.
Lebih lanjut, Wei juga memperingatkan bagaimana perang harga yang berlebihan dan berkepanjangan antara merek-merek China yang bersaing, terutama untuk kendaraan listrik (EV), berisiko mengorbankan kualitas dan keandalan.
“Beberapa produk telah dikurangi harganya dari 220.000 yuan (Rp495 juta) menjadi 120.000 yuan (Rp270 juta) dalam beberapa tahun terakhir," kata Mr. Wei kepada Sina Finance. "Produk industri seperti apa yang bisa dikurangi 100.000 yuan (Rp225 juta) dan masih memiliki jaminan kualitas? Yah, ini sama sekali tidak mungkin."