Review Buku Kumpulan Cerpen Mimi Lemon

1 month ago 29

Judul: Mimi Lemon

Penulis: Cyntha Hariadi

Editor: Maesy Ang & Teddy W. Kusuma

Penata Sampul: Syarafina Vidyadhana & Katyusha Methanisa

Penta Letak: Drevina U. Andarini

Cetakan kedua: September 2023

Penerbit: POST PRESS

Bagi banyak orang, hidup bisa demikian panjang. Saat satu kegembiraan bukanlah sebuah akhir. Akan ada rasa sedih, sakit, kehilangan dan perasaan terhampas yang menyusul. Rasa sedih itu juga bukan akhir, kebahagiaan kemudian akan tiba, setidaknya itu yang kita upayakan. Dan di antaranya, di saat-saat yang paling gelap, kita mencoba menggapai sesuatu untuk menjadi pegangan, yang kita dekap erat-erat hingga nanti, saat cahaya akhirnya tiba.

Karakter-karakter dalam delapan cerita Cyntha Hariadi juga mencoba menemukannya—pegangan itu—yang membuat hidup yang berat bisa tertanggungkan. Mereka berpegangan pada kenangan yang indah, bersandar pada rasa marah, pada harapan yang polos, atau pada kemungkinan tak terbatas dari hidup yang sama sekali baru. Bagaimana mereka bertahan? Bagaimana mereka menjalani hari-harinya? Hari-hari yang masih akan terus berjalan untuk waktu yang lama.

***

"Zaman sekarang informasi disamakan dengan pengetahuan; media sosial dengan edukasi. Tahu segala hal tapi nggak kritis, woke tapi lelah mental karena marah-marah terus, sibuk tapi lupa diri sendiri. Sampai sakit lagi." (Ke Planet Lain Bersama Aluna, hlm. 9)

"Kami seperti hidup dalam selembar kartu pos, yang di baliknya tertulis pesan peringatan: Jangan ganggu, putri tidur ini bisa mengirimkan lahar dan abu panas sampai ke rumahmu! Namun, hidup tidak bisa dijalani berdasarkan ketakutan saja." (Mimi Lemon, hlm. 46)

"Hidup ini sudah menyedihkan, tapi kita jangan." (Lusia et ses Enfants, hlm. 95)

Salah satu cerita dalam Mimi Lemon secara khusus menyoroti hubungan antara ibu dan anak perempuan, menggambarkan kompleksitas yang sering kali muncul dalam dinamika tersebut. Cerita ini mengeksplorasi bagaimana perbedaan pandangan, ekspektasi, dan pengalaman hidup dapat menciptakan jarak emosional, tetapi di sisi lain, juga menjadi peluang untuk saling belajar dan tumbuh bersama.

Melalui kisah ini, Cyntha Hariadi menghadirkan refleksi mendalam tentang pentingnya saling menghargai di tengah perbedaan. Sang ibu, dengan pengalamannya yang kaya namun terkadang sulit dimengerti, sering kali bertindak berdasarkan cinta, meski tidak selalu diterjemahkan dengan cara yang mudah diterima oleh sang anak. Sementara itu, anak perempuan membawa perspektif baru, tetapi seakan masih terkungkung oleh bayang-bayang ekspektasi keluarga. Konflik ini tidak digambarkan sebagai sesuatu yang harus dihindari, melainkan sebagai bagian dari proses untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam satu sama lain.

Dalam salah satu cerita yang lain di buku ini, tokoh utama merasa curiga terhadap perilaku salah satu tetangga yang ia anggap aneh dan mencurigakan, terutama dalam situasi yang penuh ketidakpastian seperti masa pandemi. Ketika hidup terasa semakin sulit dan setiap orang terkurung dalam ruangannya sendiri, ketegangan dan rasa cemas membuatnya berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ia mulai membayangkan kemungkinan buruk.

Namun, seiring berjalannya waktu, kecemasan yang dirasakan tak benar-benar sesuai menggambarkan realitas. Prasangka dan kecurigaan bisa berkembang di tengah ketidakpastian, tetapi juga mengajarkan kita bahwa apa yang terlihat tidak selalu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya. Tokoh utama harus menghadapi kenyataan bahwa penilaian awalnya mungkin salah. Cerita ini membuat kita kembali merenungkan betapa mudahnya kita terjebak dalam prasangka, apalagi ketika ketidakpastian dan ketegangan menguasai suasana.

Dalam cerpen Mimi Lemon, kisahnya lebih menyoroti tema kehilangan yang sangat mendalam, di mana tokoh utama harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Meskipun rasa sakit akibat kehilangan itu begitu berat dan melumpuhkan, cerita ini mengajarkan bahwa hidup tetap harus dijalani, bahkan ketika dunia terasa seolah berhenti. Tokoh utama harus menemukan cara untuk bangkit dan melanjutkan kehidupan, meski perasaan hampa dan kesedihan begitu mengguncang setiap langkahnya.

Mimi Lemon karya Cyntha Hariadi adalah sebuah kumpulan cerita pendek yang terdiri dari delapan kisah yang saling berdiri sendiri, namun memiliki tema besar yang sama: perjuangan manusia dalam menghadapi lika-liku kehidupan. Dalam setiap ceritanya, Cyntha menggambarkan tokoh-tokoh yang mencoba menemukan pegangan di tengah kegelapan hidup, baik melalui kenangan, harapan, kemarahan, maupun peluang untuk memulai sesuatu yang baru. Buku ini menawarkan potret emosional tentang cara bertahan dan melanjutkan kehidupan meski diterpa berbagai tantangan.

Read Entire Article
Prestasi | | | |