loading...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/irna
MOSKOW - Rusia tidak menuntut Presiden Rusia Volodymyr Zelensky untuk mundur, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Namun, pejabat Ukraina dapat secara hukum menentang perjanjian apa pun yang ditandatangani olehnya di masa mendatang, Peskov memperingatkan.
Moskow telah berulang kali menolak legitimasi Zelensky sejak masa jabatan presidennya berakhir Mei lalu.
Sejak itu, ia menunda pemilihan umum dengan memperpanjang darurat militer kira-kira setiap tiga bulan. Parlemen Ukraina mendukung perpanjangan terbaru pekan lalu.
Dalam wawancara dengan mingguan Prancis Le Point yang diterbitkan pada hari Rabu (23/4/2025), Peskov ditanya apakah Rusia menuntut pengunduran diri pemimpin Ukraina tersebut.
"Itu bukan salah satu tuntutan kami, tetapi bahkan jika kesepakatan ditandatangani dengan Zelensky hari ini, orang-orang dapat maju nanti di Ukraina dan secara hukum menentang legitimasinya," ujar juru bicara itu.
"Ini terkait dengan darurat militer dan pasal-pasal tertentu dalam Konstitusi Ukraina... Peran Rada diabadikan dalam konstitusi, bukan peran presiden," tambah Peskov.
Moskow menegaskan konstitusi Ukraina mengizinkan Zelensky untuk mengalihkan kewenangan presidensial kepada Ketua Parlemen Ukraina saat ini, Rada.
“Rusia tidak memaksa pemimpin Ukraina mengundurkan diri sebagai prasyarat untuk memulai perundingan bilateral,” ungkap Presiden Rusia Vladimir Putin akhir tahun lalu.
“Namun, dokumen akhir apa pun harus ditandatangani dengan pemimpin Ukraina secara de jure,” tegas Putin.