Strategi Raja Mataram Percepat Pembangunan Istana Megah, Sayembara hingga Kerahkan 300 Ribu Warga

2 hours ago 2

loading...

Pemindahan Istana Mataram diperintahkan oleh Sultan Amangkurat I saat memerintah usai Sultan Agung bertahta. Foto/SindoNews

SEMARANG - Pemindahan Istana Mataram diperintahkan oleh Sultan Amangkurat I saat memerintah usai Sultan Agung bertahta. Istana Plered yang digadang-gadang jadi istana megah itu dibangun dengan melibatkan 300.000 warga Mataram. Proyek ambisius itu dimulai seiring sang sultan memerintah di Kesultanan Mataram.

Sultan Amangkurat I juga tak segan membuka audisi besar-besaran untuk memindahkan keraton di hari pertamanya pada hari Senin. Langkah ini untuk mempercepat proses pembangunan istana baru yang megah. Sang Raja pula secara langsung mengumumkan bahwa kota baru akan dibangun dari batu bata dan bernama Plered, sesuai dengan pikiran ayahnya Sultan Agung.

Istana baru itu dibangun dengan tembok keliling istana terdapat bangunan-bangunan air di luarnya. Bahkan bangunan air megah itu konon sudah didirikan dahulu sebelum keraton itu didirikan, sebagaimana dikutip SindoNews, Selasa (22/4/2025) dari buku "Disintegrasi Mataram: Dibawah Mangkurat I", dari H.J. De Graaf.

Menurut Babad Sangkala, pada 1565 J atau mulai 2 Maret 1643, ketika masih dalam masa pemerintahan Sultan Agung, bendungan atau plered sudah mulai dibangun dan inilah yang dijadikan nama untuk keraton yang baru itu. Bahkan Cronological Table susunan Raffles membenarkan berita ini adalah sebelum 1566 J (mulai 10 Maret 1644) dengan tulisan suatu danau buatan dibangun di Plered.

Menurut Babad Momana, pembuatan danau itu dilanjutkan pada 1574, atau mulai 14 Desember 1651) dengan pembangunan suatu bendungan besar di Segarayasa. Pada 1658 pekerjaan itu diteruskan. Bahkan rakyat dari daerah Karawang dipanggil ke Mataram untuk bekerja pada bendungan itu.

Konon akibat proyek ambisius itu membuat rakyat Karawang tak bisa menyemai dan menanam padi. Tidak mengherankan bahwa timbul kekurangan beras. Hasil jerih payah mereka agaknya berupa perluasan danau. Susuhunan dan permaisuri pergi dengan kereta ke "kolam yang baru digali", yang empat hari kemudian akan dinamakan "Segarayasa".

(cip)

Read Entire Article
Prestasi | | | |