loading...
Mahasiswa menggelar aksi bela Palestina di berbagai universitas di AS. Foto/anadolu
WASHINGTON - Gedung Putih mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional. Langkah ini meningkatkan konflik yang sedang berlangsung dengan institusi Ivy League tersebut.
Harvard menolak tudingan Gedung Putih soal keengganan universitas mengatasi dugaan antisemitisme di kampus dan membongkar program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).
Sejak kembali menjabat, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta perguruan tinggi dan universitas menghentikan protes anti-Israel.
Trump menggambarkan protes itu sebagai antisemit. Dia juga membongkar inisiatif DEI, yang telah ia klaim mempromosikan "perpecahan dan radikalisme."
Ultimatum tersebut, yang diumumkan pada hari Kamis (22/5/2025) oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem, memberi universitas waktu 72 jam untuk mematuhi daftar tuntutan federal agar sertifikasi Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran (SEVP) dipulihkan.
Tuntutan ini termasuk menyerahkan semua catatan disiplin untuk mahasiswa non-imigran dari lima tahun terakhir, bersama dengan catatan elektronik, video, atau audio yang mendokumentasikan aktivitas "ilegal, berbahaya, atau kekerasan" mereka di kampus.