loading...
MELBOURNE - Australia gagal mencapai perjanjian pertahanan dengan Papua Nugini (PNG) yang mewajibkan militer kedua negara untuk saling membela jika terjadi serangan bersenjata. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri PNG James Marape menandatangani sebuah "komunike pertahanan" di ibu kota Port Moresby pada hari Rabu, alih-alih perjanjian pertahanan bersama yang telah diantisipasi.
Kegagalan Albanese untuk menandatangani perjanjian pertahanan dengan PNG, negara kepulauan Pasifik terbesar, terjadi setelah upaya Perdana Menteri Australia pekan lalu yang gagal untuk mengamankan kemitraan keamanan dengan negara Pasifik lainnya, Vanuatu.
Kedua perjanjian keamanan tersebut dipandang sebagai bagian dari upaya Australia untuk melawan China sebagai kekuatan yang sedang bangkit di kawasan Pasifik.
"Menunggu sedikit lebih lama untuk menandatangani perjanjian dengan PNG sangat dapat dimengerti," kata Albanese, dilansir Al Jazeera, Dia menambahkan bahwa ia memperkirakan perjanjian tersebut akan ditandatangani dalam "beberapa minggu mendatang".
"Rancangannya telah disepakati. Komunike hari ini, sebagaimana telah ditandatangani, menguraikan secara tepat isi perjanjian tersebut," kata Albanese, menurut Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Marape mengatakan kepada para wartawan bahwa "tidak ada titik kritis", yang mengindikasikan bahwa perjanjian pertahanan bersama tersebut dapat segera ditandatangani.
Marape juga mengatakan bahwa China tidak terlibat dalam penundaan penandatanganan perjanjian dengan Australia.