Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, Indonesia kaya akan warisan lisan yang sarat nilai moral dan kearifan lokal. Namun, modernisasi mengancam tradisi mendongeng dari ruang keluarga dan sekolah. Festival Storytelling Cerita Rakyat "Suara Nusantara" hadir sebagai upaya krusial.
Digagas Navaswara dan Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB), festival ini bertujuan lestarikan cerita rakyat lewat Festival storytelling. Acara puncak digelar pada 15-16 November 2025 di Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat.
Lebih dari 200 peserta, termasuk siswa dan guru, menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka berkompetisi menghidupkan kembali kisah-kisah leluhur. Ini adalah langkah penting untuk generasi mendatang.
Pentingnya Melestarikan Cerita Rakyat untuk Generasi Muda
Pelestarian cerita rakyat bukan sekadar menjaga warisan budaya, melainkan juga mempertahankan kearifan dan nilai-nilai luhur. Ini membentuk masyarakat yang lebih baik di masa depan. Cerita rakyat berfungsi sebagai jembatan budaya yang menghubungkan generasi kini dengan akar sejarah dan identitas bangsanya.
Melalui kisah-kisah yang dituturkan, berbagai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan pandangan hidup masyarakat dapat terus hidup. Generasi muda dapat mengenalinya. Nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, kerja keras, dan berbakti pada orang tua dapat ditanamkan dengan cara yang mudah dipahami.
Dongeng dan cerita rakyat juga menjadi cara efektif mengajarkan sejarah dan pengetahuan tradisional kepada anak-anak. Ini menjaga warisan budaya tetap hidup dan relevan di era modern. Kisah seperti Batu Belah Batu Betangkup atau Malin Kundang bukan sekadar pengantar tidur, tetapi sarana penyampaian nilai moral.
"Suara Nusantara": Ajang Lestarikan Cerita Rakyat Lewat Festival Storytelling
Navaswara, berkolaborasi dengan Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB), menghadirkan Festival Storytelling Cerita Rakyat “Suara Nusantara” 2025. Ini adalah perhelatan akbar lomba mendongeng yang bertujuan lestarikan cerita rakyat lewat Festival storytelling.
Festival ini menarik antusiasme besar, dengan 223 peserta mendaftar, terdiri dari siswa dan guru. Setelah proses kurasi dan seleksi ketat, sebanyak 131 peserta berhasil lolos. Mereka berkompetisi mendongeng dengan cerita legendaris seperti Purbasari, Timun Mas, hingga Malin Kundang.
Rangkaian kegiatan Festival Suara Nusantara meliputi:
- Pendaftaran dan Unggah Video: 11 Oktober – 7 November 2025.
- Babak Penyisihan: 8 – 11 November 2025.
- Pengumuman Semifinal: 12 November 2025.
- Penampilan Semifinal: 15 November 2025.
- Penampilan Final: 16 November 2025.
Selain kompetisi, festival ini juga menghadirkan workshop "Semua Bisa Mendongeng" bersama Kak Onie dari Ayo Dongeng Indonesia. Pada malam final, Jaksa Agung Muda Intelijen, Prof. Reda Manthovani, turut tampil membawakan kisah legendaris Betawi "Si Pitung". Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad juga hadir, mengapresiasi upaya lestarikan cerita rakyat lewat Festival storytelling ini.
Dukungan Tokoh Penting untuk Pelestarian Warisan Lisan
Berbagai pihak menyambut baik dan memberikan tanggapan positif terhadap festival storytelling sebagai sarana pelestarian cerita rakyat. Cahaya Manthovani, Ketua Panitia Suara Nusantara, menjelaskan bahwa festival ini menjadi jembatan emas untuk merawat warisan budaya lisan Indonesia. "Lewat mendongeng, anak-anak diajak menyelami kisah bangsa. Dari situlah tumbuh kecintaan pada warisan budaya yang berharga," ungkap Cahaya.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menekankan bahwa "DNA kita adalah DNA mendongeng, telling stories, bukan hanya membaca". Ia menegaskan bahwa anak-anak jauh lebih mudah menyerap pesan melalui kisah dan dongeng, terutama cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun. Pramono menilai bahwa di tengah arus digital yang begitu cepat, cerita rakyat tetap menjadi jangkar moral bagi generasi muda, menanamkan nilai-nilai keberanian, kejujuran, persahabatan, hingga kecintaan pada Tanah Air.
Raffi Ahmad, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, mengapresiasi Festival "Suara Nusantara" sebagai sarana penting. Ini mempererat hubungan anak, orang tua, dan guru. Menurutnya, kegiatan mendongeng bukan sekadar hiburan, tetapi dasar komunikasi yang memperkuat hubungan keluarga dan membentuk chemistry yang baik.
Maya Miranda Ambarsari selaku Ketua Pembina Yayasan Inklusi Pelita Bangsa mengatakan Festival Suara Nusantara bukan sekadar panggung mendongeng. Ini adalah ruang bagi anak-anak untuk menemukan kembali jati diri bangsanya melalui cerita rakyat. "Kami di Yayasan Inklusi Pelita Bangsa percaya bahwa literasi budaya adalah fondasi penting untuk menumbuhkan generasi yang berkarakter, percaya diri, dan berakar kuat pada nilai-nilai kebaikan," tutur Maya Miranda Ambarsari. Festival Suara Nusantara adalah bukti nyata bahwa tradisi mendongeng dapat dihidupkan kembali di tengah gempuran modernisasi.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5416453/original/020826700_1763451333-WhatsApp_Image_2025-11-17_at_11.20.20_836c34ce.jpg)














































