loading...
Tentara Israel terluka akibat serangan Hizbullah. Foto/irna
ANKARA - Terdapat sejumlah negara anggota NATO yang menghalangi kemenangan Israel di tanah Palestina. Salah satunya memiliki penduduk mayoritas beragama Muslim.
Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina telah menarik perhatian dunia selama puluhan tahun, tak terkecuali dari negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Meski sebagian besar mendukung Tel Aviv, masih ada segelintir anggota NATO yang sering mengkritik aksi Israel, terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia dan serangan terhadap warga sipil di Gaza.
Bukan melalui konteks militer, beberapa anggota NATO menunjukkan keberpihakan diplomatik terhadap Palestina, baik melalui tekanan politik, pernyataan keras hingga dukungan terhadap penyelidikan internasional atas kekejaman Zionis di tanah Palestina.
Secara tidak langsung, hal semacam ini kerap dianggap sebagai hambatan moral dan politik bagi Israel yang terus mengincar dominasi penuh terhadap Palestina.
Anggota NATO yang Menghalangi Kemenangan Israel atas Palestina
1. Turki
Turki adalah satu-satunya negara anggota NATO yang punya penduduk mayoritas Muslim. Hal ini mungkin menjadi alasan kuat bagi mereka yang senantiasa mendukung perjuangan Palestina melawan Israel.
Meski berstatus anggota NATO yang kebanyakan anggotanya pro Israel, Turki kerap berada di posisi berseberangan dalam isu ini. Pada aksinya, Ankara selalu menyuarakan dukungan di forum internasional.
Menanggapi serangan Israel ke Gaza baru-baru ini, Turki kembali mengutuk kebiadaban Zionis. Melansir Al Jazeera, mereka mengatakan serangan tersebut sebagai babak baru dalam kebijakan genosida Israel terhadap Palestina.
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut pihaknya tidak bisa menerima jika Israel menyebabkan siklus kekerasan baru di Palestina.