loading...
Tentara oposisi menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Foto/anadolu
RIYADH - Kabar mengejutkan datang dari Arab Saudi yang disebut tengah mempertimbangkan melunasi seluruh utang Suriah kepada Bank Dunia.
Rencana tersebut muncul di tengah dinamika geopolitik Timur Tengah yang terus berubah, termasuk setelah tergulingnya rezim Bashar al-Assad dan terbentuknya pemerintahan baru di Damaskus.
Jika benar terealisasi, kebijakan ini akan menjadi sinyal kuat bahwa Riyadh mulai membuka kembali hubungannya dengan Suriah setelah lebih dari satu dekade membeku. Lebih jauh, berikut ini sejumlah faktanya yang bisa disimak.
1. Pihak Arab Saudi Belum Memberi Konfirmasi Resmi
Kabar Arab Saudi yang disebut berencana melunasi utang Suriah kepada Bank Dunia sebelumnya dilaporkan media ternama Barat, Reuters.
Menurut tiga sumber anonim yang dilaporkannya, disebutkan Riyadh tengah membuka jalan bagi persetujuan hibah jutaan dolar guna rekonstruksi dan untuk mendukung sektor publik di Suriah.
Menanggapi kabar tersebut, seorang juru bicara Kementerian Keuangan Arab Saudi membuat sikap menarik. Ia tidak bersedia mengomentari kabar Riyadh yang bakal melunasi utang Suriah sebelum benar-benar ada pengumuman resmi dari pemerintah.
"Kami tidak mengomentari spekulasi, tetapi akan membuat pengumuman, jika dan ketika itu menjadi resmi," ungkap dia, dikutip Rabu (16/4/2025).
Sementara itu, kantor media pemerintah Saudi, juru bicara Bank Dunia, dan pejabat pemerintah Suriah juga belum memberi pernyataan apa pun.
Meski begitu, langkah tersebut telah memicu beragam reaksi di kalangan pengamat internasional yang menilai bahwa Riyadh tengah memainkan peran baru sebagai “penjembatan stabilitas” di kawasan Timur Tengah.