6 Kesalahan Saat Belanja Lagi Diskon yang Harus Kamu Hindari

2 weeks ago 7

Fimela.com, Jakarta Pernah nggak, kamu cuma niat “lihat-lihat” pas ada diskon besar, tapi akhirnya malah checkout lebih dari yang direncanakan? Rasanya menyenangkan di awal, tapi sering kali muncul penyesalan setelah barang sampai di rumah. Apalagi kalau ternyata barang itu sebenarnya nggak terlalu kamu butuhkan. Momen euforia saat belanja memang bikin kita gampang lengah, seolah semua barang sedang menunggu untuk dimiliki.

Melansir laman ndtv.com situasi seperti ini sering terjadi saat musim diskon, entah itu harbolnas, tanggal kembar, atau mid-year sale. Potongan harga yang terlihat besar bisa bikin kita kalap, seolah semua produk jadi wajib dimiliki. Padahal, kalau dihitung-hitung, diskon yang ada belum tentu benar-benar menghemat. Bahkan, kalau tidak hati-hati, belanja saat diskon justru bikin tagihan membengkak lebih cepat dari yang dibayangkan.

Agar pengalaman belanjamu tetap menyenangkan tanpa penyesalan, ada baiknya kamu tahu kesalahan umum yang sering dilakukan saat berburu diskon. Dengan begitu, kamu bisa tetap rasional saat melihat promo besar-besaran. Ingat, tujuan utama belanja diskon seharusnya membuat dompet lebih lega, bukan sebaliknya. Berikut enam kesalahan yang wajib kamu hindari.

1. Belanja karena FOMO (Fear of Missing Out)

Salah satu kesalahan terbesar adalah membeli sesuatu hanya karena takut ketinggalan promo. Label “diskon hanya hari ini” atau “stok terbatas” sering bikin panik dan langsung klik beli. Padahal, belum tentu barang itu benar-benar kamu perlukan. FOMO membuat kita sulit membedakan kebutuhan dan keinginan, sehingga berakhir dengan barang menumpuk yang jarang dipakai.

2. Tidak Membuat Daftar Belanja

Kalau masuk e-commerce tanpa persiapan, kemungkinan besar kamu akan belanja impulsif. Tidak punya daftar belanja bikin kita gampang tergoda dengan produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Membuat list lebih dulu akan membantu fokus pada kebutuhan, bukan sekadar keinginan. Selain itu, daftar belanja bisa membantu mengatur prioritas mana yang penting dibeli sekarang dan mana yang bisa ditunda.

3. Mengabaikan Ukuran atau Spesifikasi

Sering kali karena terburu-buru mengejar diskon, kita lupa memastikan ukuran baju, sepatu, atau bahkan spesifikasi gadget yang dibeli. Akibatnya, barang yang datang tidak sesuai harapan. Sayang banget kalau baju ternyata kekecilan atau gadget tidak kompatibel dengan kebutuhanmu. Membaca detail produk dan ulasan pembeli lain adalah langkah kecil yang bisa menyelamatkanmu dari rasa kecewa.

4. Tidak Memperhatikan Biaya Kirim

Diskon besar kadang terasa sia-sia kalau ternyata biaya kirim lebih mahal dari potongan harga. Banyak orang terjebak dengan harga murah produk, tapi lupa total akhir belanja jadi tetap tinggi karena ongkos kirim yang tidak diperhitungkan sejak awal. Apalagi untuk belanja dari luar negeri, ongkir bisa berkali lipat lebih besar. Triknya, coba pilih toko dengan subsidi ongkir atau kumpulkan belanjaan sekaligus agar ongkosnya lebih hemat.

5. Lupa Membandingkan Harga

Hanya karena ada label “diskon 50%” bukan berarti harga itu paling murah. Bisa jadi di toko lain harganya lebih rendah bahkan tanpa diskon. Retailer sering memainkan harga asli agar potongan terlihat lebih besar dari kenyataannya. Karena itu, jangan malas cek harga di beberapa toko atau gunakan aplikasi pembanding harga. Dengan cara ini, kamu bisa memastikan memang benar-benar mendapat penawaran terbaik.

6. Tidak Menghitung Anggaran

Kesalahan klasik lainnya adalah belanja tanpa batas. Diskon membuat kita merasa sedang berhemat, padahal kalau semua diambil, totalnya tetap besar. Menentukan anggaran maksimal sebelum belanja akan menyelamatkan kondisi finansialmu setelah diskon berakhir. Jangan sampai gajimu habis hanya untuk barang-barang yang tidak terlalu penting. Dengan menetapkan budget, kamu bisa lebih tenang dan puas karena berhasil belanja cerdas, bukan sekadar belanja banyak.

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |