Indonesia Butuh Dana Jumbo Rp3.000 Triliun untuk Proyek Listrik Nasional

3 hours ago 3

loading...

Investasi jumbo senilai Rp3.000 triliun dibutuhkan Indonesia untuk menjalankan proyek kelistrikan nasional, hal ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

JAKARTA - Investasi jumbo senilai Rp3.000 triliun dibutuhkan Indonesia untuk menjalankan proyek kelistrikan nasional. Hal ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang baru saja diluncurkan Pemerintah bersama PT PLN (Persero) .

Diungkap Direktur Teknologi, Engineering, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi menerangkan, kebutuhan investasi sebesar Rp3.000 triliun ini menuntut kepercayaan investor yang tinggi. Menurutnya, PLN terus berupaya berupaya meyakinkan pasar dengan memperbaiki profil risiko.

"Risiko kita sudah turun dari 30,7 ke 27,4 atau kategori medium risk. Dengan perbaikan ini, peluang mendapatkan investor akan semakin terbuka,” kata Evy dalam ajang Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025 di Jakarta.

Baca Juga: Resmikan 37 Proyek Kelistrikan di 18 Provinsi, Prabowo: Terbesar di Dunia

Untuk diketahui, selama 10 tahun ke depan, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas 69,5 gigawatt (GW). Dari angka tersebut, 76% atau 52,9 GW direncanakan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi penyimpanan energi.

Angka ini hampir menyamai kapasitas pembangkit listrik yang telah dibangun sejak Indonesia merdeka atau sekitar 75 GW. Kendati terkesan ambisius, rencana RUPTL 2025-2034 dipandang memiliki nilai strategis.

Kendati demikian, skala ambisi ini menuntut kejelasan arah permintaan. Evy menekankan bahwa pembentukan demand menjadi strategi utama, terutama untuk menopang sektor-sektor yang diproyeksikan melonjak tajam konsumsinya.

Read Entire Article
Prestasi | | | |