6 Tanda Kamu Memiliki Atasan yang Toxic

1 week ago 11

Fimela.com, Malang Atasan yang toxic dapat menghambat karier dan menurunkan semangat kerja Anda. Karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini.

Kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari budaya perusahaan, lingkungan kerja, rekan satu tim, hingga sistem kompensasi. Namun, terkadang masalah terbesar bukanlah beban kerja atau politik kantor, melainkan sosok pemimpin Anda sendiri.

Mengenali tanda-tanda atasan toxic sangat penting agar Anda dapat melindungi diri, menjaga kesehatan mental, dan mengambil langkah tepat untuk karier Anda. Berikut tujuh tanda utama yang perlu diwaspadai.

Terlalu Sering Mengkritik

Salah satu ciri paling jelas dari atasan toxic adalah kebiasaannya untuk terus-menerus mengkritik. Mereka tidak memberikan umpan balik yang membangun, melainkan hanya fokus pada kesalahan. Kritik yang tidak disertai arahan atau dukungan dapat menurunkan kepercayaan diri dan membuat karyawan merasa tidak pernah cukup baik.

Padahal, tujuan dari evaluasi seharusnya membantu karyawan berkembang, bukan menjatuhkan. Jika atasan Anda hanya melihat sisi negatif tanpa apresiasi atau solusi, itu bisa menjadi sinyal bahwa Anda berada dalam lingkungan yang tidak sehat

Mengambil Kredit dari Kerja Orang Lain

Bayangkan Anda sudah bekerja keras dalam sebuah proyek, tetapi pada akhirnya, atasan Anda yang mendapat pujian dan pengakuan. Tindakan seperti ini bukan hanya tidak etis, tetapi juga menunjukkan kurangnya integritas dan empati.

Penelitian menunjukkan bahwa perilaku “mengambil kredit” dapat menurunkan motivasi dan kinerja karyawan. Selain itu, hal ini menghambat perkembangan profesional karena kontribusi Anda diabaikan. Jika hal ini sering terjadi, berarti atasan Anda lebih mementingkan reputasi pribadinya daripada kesuksesan tim

Tidak Menghormati Anggotanya

Hubungan kerja yang sehat dibangun atas dasar rasa hormat dan kepercayaan. Ketika atasan sering meremehkan, memotong pembicaraan, atau mengabaikan ide Anda, itu menandakan kurangnya rasa hormat terhadap tim.

Atasan seperti ini tidak hanya melemahkan moral kerja, tetapi juga menurunkan rasa percaya diri karyawan. Rasa tidak dihargai dapat membuat seseorang kehilangan semangat untuk berkontribusi dan sulit merasa nyaman di tempat kerja.

Suka Micromanaging

Pemimpin yang baik tahu kapan harus memberi arahan dan kapan harus mempercayakan pekerjaan kepada timnya. Namun, atasan yang toxic cenderung mengawasi setiap detail kecil dan tidak memberi ruang bagi karyawan untuk bekerja mandiri.

Sering Bermain Favorit

Atasan toxic kerap memperlakukan beberapa karyawan dengan istimewa berdasarkan kedekatan pribadi, bukan kinerja. Sikap pilih kasih ini dapat menciptakan ketegangan dan persaingan tidak sehat di dalam tim.

Ketika hanya sebagian orang yang mendapat perhatian, sementara yang lain diabaikan, semangat kerja tim akan menurun. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menimbulkan rasa tidak adil dan memperburuk suasana kerja secara keseluruhan.

Tidak Menerima Kritik

Atasan yang sehat tahu bahwa mereka pun bisa melakukan kesalahan. Namun, atasan toxic biasanya menolak menerima masukan atau menganggap dirinya selalu benar. Mereka cenderung defensif ketika dikritik dan bahkan bisa memutarbalikkan keadaan untuk menyalahkan karyawan.

Pemimpin seperti ini sulit diajak berdiskusi secara terbuka. Lingkungan kerja pun menjadi tegang karena semua orang takut berbicara jujur atau memberikan pendapat berbeda.

Memiliki atasan yang toxic bisa sangat menguras energi dan semangat kerja. Namun, dengan mengenali tanda-tandanya lebih awal, Anda dapat mengambil langkah bijak, baik dengan mengomunikasikan batasan secara tegas, mencari dukungan, atau mempertimbangkan lingkungan kerja yang lebih sehat.

Ingatlah, karier yang sukses bukan hanya tentang gaji dan jabatan, tetapi juga tentang kesejahteraan diri dan rasa bahagia dalam bekerja.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |