Fimela.com, Jakarta Menanam jeruk dalam polybag kini menjadi pilihan menarik bagi banyak orang yang memiliki lahan terbatas, tetapi tetap ingin menikmati buah jeruk segar dari halaman rumah mereka. Dengan perawatan yang tepat, tanaman jeruk dalam polybag tidak hanya dapat tumbuh dengan baik, tetapi juga berpotensi cepat berbunga serta menghasilkan buah yang melimpah. Keberhasilan dalam budidaya jeruk ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan spesifik tanaman dan penerapan berbagai trik penting yang telah terbukti efektif.
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci tujuh trik utama yang harus diperhatikan dengan seksama, mulai dari pemilihan bibit hingga strategi pengendalian hama dan penyakit. Setiap langkah yang diambil memiliki peranan penting dalam memastikan bahwa tanaman jeruk Anda tumbuh dengan optimal dan memberikan hasil panen yang memuaskan. Dengan mengikuti panduan ini, Anda bisa mengubah lahan kecil menjadi kebun jeruk mini yang produktif dan menyenangkan untuk dinikmati.
Meskipun terlihat mudah, budidaya jeruk dalam polybag membutuhkan konsistensi serta perhatian terhadap setiap detail. Dari pemilihan varietas yang sesuai hingga pengelolaan nutrisi dan air, setiap elemen berkontribusi pada kesehatan dan produktivitas tanaman. Melansir dari berbagai sumber, Selasa (18/11), mari simak informasi lengkapnya berikut ini.
Ratusan petani dari tiga kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengirimkan 3 ton buah jeruk pada Presiden Jokowi. Pengiriman oleh-oleh jeruk ini diharapkan membuat Presiden memperhatikan desa mereka, terutama infrastruktur jalan yang selama 25...
1. Pemilihan Bibit Unggul dan Varietas yang Tepat
Pemilihan bibit merupakan langkah awal yang krusial dalam proses penanaman jeruk di dalam polybag. Kualitas bibit yang baik, serta pemilihan varietas yang tepat, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya dalam jangka panjang. Bibit unggul biasanya ditandai dengan kualitas genetik yang tinggi, bebas dari hama dan penyakit, serta memiliki potensi pertumbuhan dan produktivitas yang optimal. Bibit yang sehat cenderung lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap berbagai tekanan lingkungan.
Tidak semua jenis jeruk cocok untuk ditanam dalam polybag. Oleh karena itu, penting untuk memilih varietas yang bersifat genjah, yang berarti cepat berbuah, memiliki ukuran pohon yang tidak terlalu besar, serta mampu beradaptasi dengan kondisi pertumbuhan dalam wadah. Varietas seperti jeruk keprok, jeruk siam, jeruk nipis, atau jeruk limau sangat dianjurkan karena karakteristik perakarannya yang tidak terlalu agresif serta ukuran kanopi yang mudah dikelola. Dengan memilih varietas yang tepat, petani dapat memaksimalkan hasil panen dan meminimalisir risiko kegagalan dalam budidaya.
Ciri-ciri bibit unggul yang harus diperhatikan mencakup batang yang kokoh, daun berwarna hijau segar tanpa tanda-tanda layu, serta tidak adanya indikasi serangan hama atau penyakit. Selain itu, sistem perakaran yang kuat dan sehat juga menjadi indikator penting. Bibit yang diperoleh melalui metode okulasi atau cangkok sering kali lebih cepat memberikan hasil buah dibandingkan dengan bibit yang ditanam dari biji.
2. Media Tanam yang Ideal dan Ukuran Polybag yang Tepat
Faktor-faktor penting dalam pertumbuhan tanaman jeruk meliputi media tanam dan ukuran polybag, yang memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan akar serta ketersediaan nutrisi. Media tanam yang ideal harus dapat memberikan drainase yang baik, aerasi yang cukup untuk pernapasan akar, serta kapasitas yang efisien dalam menahan air dan unsur hara. Campuran yang sering digunakan dan terbukti efektif adalah tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam bakar atau arang sekam dengan perbandingan 1:1:1 atau 2:1:1. Dalam campuran ini, tanah berfungsi sebagai penopang utama, pupuk organik menyuplai nutrisi penting, dan sekam bakar membantu meningkatkan struktur media serta memperbaiki aerasi dan drainase.
Aspek drainase sangat penting untuk diperhatikan. Polybag yang digunakan harus dilengkapi dengan banyak lubang drainase dan selalu dalam keadaan bersih dari sumbatan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya genangan air yang dapat menyebabkan busuk akar, yang tentunya sangat merugikan bagi tanaman jeruk. Genangan air juga dapat menghambat penyerapan oksigen oleh sistem perakaran, sehingga mempengaruhi kesehatan tanaman secara keseluruhan.
Ukuran polybag perlu disesuaikan dengan tahap pertumbuhan tanaman. Untuk bibit yang masih muda, polybag berukuran 30-40 cm sudah cukup. Namun, saat tanaman mulai tumbuh, perlu dilakukan penggantian polybag ke ukuran yang lebih besar, minimal 50-75 liter atau dengan diameter 50-60 cm. Hal ini penting agar sistem perakaran memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dengan baik dan mendukung pertumbuhan tajuk tanaman yang semakin besar. Oleh karena itu, penggantian polybag atau repotting harus dilakukan secara berkala untuk menjaga kesehatan serta produktivitas tanaman.
3. Penyiraman dan Penyinaran Matahari yang Optimal
Penyiraman dan sinar matahari merupakan dua faktor lingkungan yang sangat penting untuk mendukung proses fotosintesis serta metabolisme pada tanaman jeruk. Terutama bagi tanaman jeruk yang ditanam dalam polybag, penyiraman harus dilakukan secara teratur dan konsisten, terutama di musim kemarau yang berkepanjangan.
Penyiraman sebaiknya dilakukan ketika permukaan media tanam mulai menunjukkan tanda-tanda kekeringan. Namun, penting untuk menghindari penyiraman yang berlebihan, karena hal ini dapat membuat media terlalu basah dan berpotensi menyebabkan masalah pada akar tanaman. Frekuensi penyiraman biasanya berkisar antara satu hingga dua kali sehari, tergantung pada kondisi cuaca dan tingkat kelembaban media tanam.
Tanaman jeruk sangat menyukai sinar matahari. Agar dapat menghasilkan bunga dan buah yang melimpah, tanaman jeruk memerlukan paparan sinar matahari yang cukup, yaitu minimal 6 hingga 8 jam setiap harinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menempatkan polybag di area terbuka yang tidak terhalang oleh bangunan tinggi atau pohon-pohon lain yang dapat menghalangi sinar matahari.
Kekurangan sinar matahari dapat menghambat proses fotosintesis yang penting, yang pada akhirnya mengurangi produksi energi pada tanaman. Hal ini akan berdampak negatif pada pembentukan bunga dan buah, sehingga hasil panen bisa terganggu secara signifikan.
4. Pemupukan Rutin dan Seimbang
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan untuk memastikan tanaman jeruk dalam polybag mendapatkan semua nutrisi yang diperlukan agar dapat tumbuh dengan baik, berbunga, dan menghasilkan buah yang melimpah. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menggunakan kombinasi antara pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos, dan pupuk anorganik, seperti NPK.
Pupuk organik sebaiknya diberikan secara berkala karena berfungsi untuk memperbaiki struktur media tanam, meningkatkan kemampuan penyerapan air, serta menyediakan nutrisi makro dan mikro secara bertahap. Di sisi lain, pupuk NPK memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi esensial dengan cara yang lebih cepat dan terukur. Dosis serta frekuensi pemupukan perlu disesuaikan dengan umur dan fase pertumbuhan tanaman.
Untuk tanaman muda yang masih berada dalam fase vegetatif, penggunaan pupuk NPK dengan formulasi seimbang, seperti 15-15-15, dapat dilakukan setiap 2 hingga 4 minggu sekali. Ketika tanaman memasuki fase generatif, yang ditandai dengan persiapan pembungaan dan pembuahan, disarankan untuk menggunakan pupuk yang memiliki kandungan Fosfor (P) dan Kalium (K) lebih tinggi, contohnya NPK 10-30-20 atau 12-12-17. Kandungan P dan K yang tinggi ini sangat efektif dalam merangsang proses pembentukan bunga dan buah.
Pupuk organik sebaiknya diberikan setiap 3 hingga 4 bulan sekali untuk menjaga kesuburan media tanam. Selain unsur hara makro, tanaman jeruk juga memerlukan unsur hara mikro seperti Boron (B), Seng (Zn), Mangan (Mn), dan Besi (Fe). Kekurangan unsur mikro ini dapat mengakibatkan gangguan serius dalam pertumbuhan, pembentukan bunga, dan produksi buah. Pemberian pupuk mikro dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan pada daun atau mencampurkannya langsung ke dalam media tanam.
5. Pemangkasan dan Penjarangan Buah
Pemangkasan dan penjarangan buah adalah praktik penting dalam agronomi untuk mengatur pertumbuhan tanaman jeruk dan meningkatkan hasil buah. Tujuan dari pemangkasan meliputi pembentukan tajuk tanaman yang lebih produktif, penghilangan cabang-cabang yang tidak memberikan hasil atau terinfeksi penyakit, serta merangsang pertumbuhan tunas baru yang berpotensi menghasilkan bunga dan buah. Selain itu, pemangkasan juga berperan dalam meningkatkan sirkulasi udara di dalam kanopi tanaman dan memastikan bahwa sinar matahari dapat menjangkau seluruh bagian tanaman dengan baik.
Berbagai jenis pemangkasan dapat diterapkan pada tanaman jeruk. Yang pertama adalah pemangkasan bentuk, yang biasanya dilakukan pada tanaman yang masih muda untuk membentuk kerangka tajuk yang seimbang dan kuat. Pemangkasan kedua adalah pemangkasan pemeliharaan, yang dilakukan secara berkala untuk menghilangkan cabang yang kering, sakit, atau tumbuh saling menimpa. Jenis pemangkasan ketiga adalah pemangkasan produksi, yang ditujukan khusus untuk merangsang proses pembungaan dan pembuahan dengan cara menghilangkan sebagian cabang yang sudah berbuah atau yang terlalu rimbun.
Praktik penjarangan buah menjadi sangat penting ketika buah jeruk mulai tumbuh dalam jumlah yang banyak. Penjarangan bertujuan untuk mengurangi beban tanaman, sehingga buah yang tersisa dapat tumbuh lebih besar, memiliki kualitas yang lebih baik, dan rasa yang lebih manis. Jika terlalu banyak buah dibiarkan pada tanaman, maka tanaman akan mengalami kelelahan, dan buah yang dihasilkan cenderung kecil-kecil serta kualitasnya tidak optimal. Oleh karena itu, penting untuk menyisakan hanya buah-buah yang paling sehat dan memiliki ukuran yang seragam.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit secara efisien adalah hal yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tanaman jeruk yang ditanam di polybag, serta untuk memastikan hasil buah yang maksimal. Pentingnya melakukan identifikasi awal terhadap serangan hama dan penyakit tidak bisa diabaikan, karena langkah ini dapat mencegah penyebaran yang lebih luas dan kerusakan yang lebih parah. Hama yang sering menyerang tanaman jeruk antara lain adalah kutu daun, tungau, ulat, dan lalat buah. Kutu daun dan tungau cenderung menyerang daun muda serta tunas, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Di sisi lain, lalat buah merusak buah dengan cara meletakkan telurnya di dalam buah, sehingga menyebabkan buah menjadi busuk dari dalam.
Selain dari hama, tanaman jeruk juga menghadapi risiko beberapa penyakit. Penyakit busuk akar sering kali disebabkan oleh kondisi kelembaban media yang berlebihan atau drainase yang tidak memadai. Sementara itu, embun jelaga muncul akibat serangan kutu yang memproduksi cairan manis (honeydew), yang kemudian menjadi tempat tumbuhnya jamur hitam. Ancaman serius lainnya adalah penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan oleh kutu loncat; penyakit ini dapat berujung pada kematian tanaman. Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara menyeluruh.
Metode pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan pendekatan terpadu. Salah satu cara adalah dengan pengendalian hayati, yang memanfaatkan musuh alami hama atau menggunakan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan. Pengendalian mekanis juga penting, yang meliputi tindakan fisik seperti membuang bagian tanaman yang terkena hama atau penyakit, serta membersihkan gulma di sekitar polybag. Jika serangan hama sudah sangat parah dan tidak dapat diatasi dengan metode lain, maka pengendalian kimiawi dapat menjadi pilihan terakhir. Dalam hal ini, penggunaan pestisida atau fungisida harus sesuai dengan dosis dan anjuran yang tepat, serta diutamakan produk yang memiliki dampak minimal terhadap lingkungan.
7. Stres Air Terkendali dan Pemberian ZPT
Penggunaan teknik stres air terkendali dan penerapan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dapat menjadi strategi tambahan yang sangat efektif untuk merangsang pembungaan pada tanaman jeruk yang mengalami kesulitan dalam berbunga. Stres air terkendali adalah metode di mana penyiraman dihentikan sementara, misalnya selama 1-2 minggu, hingga daun mulai menunjukkan tanda-tanda kelayuan. Setelah masa stres ini berakhir, penyiraman dapat dilanjutkan seperti biasa. Kondisi stres yang ringan ini dapat mendorong tanaman untuk memproduksi hormon yang merangsang pembentukan bunga, sebagai respons alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.
Namun, penting untuk melaksanakan teknik ini dengan sangat hati-hati agar tanaman tidak mengalami kekeringan yang parah, yang bisa berakibat fatal. Selain itu, penerapan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) juga merupakan alternatif untuk memanipulasi proses fisiologis tanaman. ZPT adalah senyawa kimia yang, ketika diberikan dalam konsentrasi rendah, dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk merangsang pembungaan, sering kali digunakan ZPT jenis auksin atau giberelin. Auksin dikenal mampu merangsang pembentukan akar dan tunas, sedangkan giberelin efektif dalam memicu pembungaan dan pembesaran buah.
Penting untuk menggunakan ZPT sesuai dengan dosis dan petunjuk yang dianjurkan untuk menghindari dampak negatif pada tanaman. Pembungaan dan pembuahan pada tanaman sangat dipengaruhi oleh keseimbangan hormon internal yang ada. Baik teknik stres air terkendali maupun aplikasi ZPT berfungsi dengan cara memanipulasi keseimbangan hormon ini. Tujuannya adalah untuk mengalihkan energi tanaman dari pertumbuhan vegetatif, yang mencakup pembentukan daun dan batang, ke pertumbuhan generatif yang meliputi pembentukan bunga dan buah. Dengan memahami serta menerapkan teknik ini secara tepat, potensi tanaman jeruk yang ditanam dalam polybag untuk berbunga dan berbuah lebat dapat dimaksimalkan.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5416271/original/089561800_1763446753-orange-1117645_1280.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5415827/original/042436700_1763432933-Tanam_Jeruk.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5415828/original/010374400_1763432952-Jeruk_di_Polybag.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1258169/original/073303900_1465376707-cara-menyiram-tanaman-yang-tepat.original.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5340024/original/040741300_1757141895-sandie-clarke-q13Zq1Jufks-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4917846/original/094627800_1723618905-oranges-1117628_1280.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5315111/original/070835700_1755151860-jamur_6.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5415826/original/072645700_1763432915-Menanam_Jeruk_di_Polybag.jpg)














































