loading...
Ratib Mahmoud Abu Kulayk, 9 tahun, yang melarikan diri dari desanya di Gaza utara bersama keluarganya ke Deir al Balah, kehilangan ibunya dalam serangan udara Israel saat mengunjungi kerabatnya di Khan Yunis. Ia masih hidup dalam kondisi yang sulit di Dei
JALUR GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada hari Kamis (2/10/2025) bahwa sekitar 42.000 orang di Gaza, seperempatnya anak-anak, hidup dengan cedera terkait perang yang telah menyebabkan disabilitas permanen dan membutuhkan perawatan medis jangka panjang.
Menurut laporan WHO, dari sekitar 167.376 orang yang terluka sejak Oktober 2023, satu dari empat orang mengalami kerusakan permanen, termasuk lebih dari 5.000 amputasi.
Cedera serius lainnya yang dilaporkan meliputi lebih dari 22.000 cedera anggota tubuh, lebih dari 2.000 cedera tulang belakang, hampir 1.300 cedera otak traumatis, dan lebih dari 3.300 luka bakar parah.
“Cedera-cedera ini membutuhkan peningkatan kebutuhan akan layanan bedah dan rehabilitasi khusus dan sangat memengaruhi pasien dan keluarga mereka di seluruh Gaza," ungkap organisasi tersebut, seraya mencatat, "Satu dari empat cedera ini terjadi pada anak-anak."
Perwakilan WHO di wilayah Palestina yang diduduki, Richard Peeperkorn, mengatakan dalam konferensi pers, "Rehabilitasi seumur hidup akan sangat penting."